"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Jumat, 03 Oktober 2014

Pelajaran 6 Minggu - Minggu ke-1



1. Siapa “Aku” ini yang sejati?

Tujuan Pelajaran
1. Biar jiwa baru mengetahui Allah sebagai Roh menciptakan manusia sebagai keberadaan roh.

2. Biar menyadari “Aku” ini yang sejati adalah roh jiwa.
3. Biar mereka berubah dari kehidupan yang memusatkan tubuh kepada kehidupan yang memusatkan roh jiwa.

Ayat Dasar
“Sebab jika kamu hidup menurut daging kamu akan mati tetapi jika oleh roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.” (Roma 8:13)


Allah adalah Roh yang berada dengan sendiri-Nya, yang Esa dan dari pada mulanya. Ialah yang menciptakan segala-galanya yaitu Pencipta. Allah menciptakan manusia pada hari ke-enam sesudah menciptakan segala sesuatu. Lagi pula Allah menghembuskan roh di dalam manusia supaya kita hidup dengan menerima kehidupan Allah yang hidup kekal.

Þ Keluaran 3 : 14 : Firman Allah kepada Musa (AKU adalah AKU)

Þ Yohanes 4 : 24 : Allah itu (Roh) barang siapa menyembah Dia harus menyembah-Nya dalam (Roh) dan (Kebenaran).

Þ Kejadian 1 : 1 : (Pada mula)nya Allah menciptakan (Langit) dan (Bumi)

Þ Kejadian 2 : 7 : Tuhan Allah membentuk manusia itu dari (debu tanah) dan menghembuskan (nafas hidup) kedalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi (makhluk yang hidup / roh yang hidup)

Sebab Allah adalah kepribadian, keberadaan roh adalah yang diciptakan Allah, mereka semua memiliki kepribadian. Kepribadian itu jiwa, yaitu terdiri dengan dayaintelektual, perasaan dan keinginan. Demikian manusia adalah kepribadian yang memiliki ketiga unsur tersebut.

Þ I Tesalonika 5 : 23 : Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga (roh), (jiwa) dan (tubuh)mu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Binatang => Tubuh + Jiwa yang merasa

Malaikat => Jiwa + Roh

Manusia => Tubuh + Jiwa + Roh


Tubuh yang dijadikan dari debu tanah menahan kehidupan dengan makanan dari dunia. Walaupun kita makan makanan yang bergiji untuk tubuh, tubuh itu akan menua dan akhirnya akan dikubur di bawah tanah, hal itulah peraturan yang ditetapkan Allah.

Þ Kejadian 3 : 9 : Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai engkau kembali lagi menjadi (tanah), karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau (debu) dan engkau akan kembali menjadi debu.

Þ Ibrani 9 : 27 : Manusia (ditetapkan) untuk (mati) hanya satu kali saja sesudah itu (dihakimi).

Tetapi roh jiwa manusia berada selama-lamanya, berbeda dengan tubuh dan hidup dengan memakan Firman Allah, seperti tubuh kita berhenti dan mati apabila tidak makan makanan tubuh sama sekali, jika kita tidak mendengar dan menolak Firman Allah, roh kita mengenal Allah tapi tidak dapat melayani Allah, keadaan itu disebut “kematian”. Oleh sebab itu, Allah memberikan Firman-Nya bersama berbagai jenis makanan tubuh (Kejadian 2 : 7).

Þ Ulangan 8 : 3 : Manusia (hidup) bukan dari (roti) saja, tetapi manusia hidup dari segala yang (diucapkan Allah).


Tubuh   : Keberadaan yang sementara => Hidup dengan roti
Roh       : Keberadaan yang kekal        => Hidup dengan Firman Allah

Di antara dua, yakni tubuh dan roh, yang mana yang menunjukkan “Aku” ini yang sejati? Walaupun tidak dapat dilihat melalui cermin, roh jiwa kita itu sungguh “Aku” yang sejati. Apabila kita hidup tanpa menyadari roh jiwa dan hanya ditarik oleh keinginan tubuh saja, kita sepertinya tubuh binatang, tanpa roh itu, maka kita tidak dapat menarik perhatian Allah dan tidak berkenan kepada Allah.

Þ Roma 8 : 6 – 8 : Karena (keinginan daging) adalah (maut) tetapi keinginan (roh) adalah (hidup) dan (damai sejahtera) sebab keinginan (daging) adalah (perseteruan) terhadap Allah, karena ia tidak (takluk) kepada hukum Allah hal ini memang tidak munkin baginya.

Bila kita hidup dengan keinginan daging kita akan mati pasti. Kematian ini bukan hanya kematian tubuh tapi kematian kekal. Pada saat ini kita harus berubah arah tujuan kehidupan kita untuk roh jiwa, Aku sejati.

Þ Roma 8 : 13 : Jika kamu hidup menurut (daging) kamu akan mati tetapi jika oleh (roh) kamu mematikan perbuatan – perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

Seperti kita memerlukan tempat tinggal supaya kita hidup. Alasan Allah menciptakan tubuh dulu, itu untuk mengadakan tempat kediaman untuk roh jiwa kita. Oleh sebab itu, tubuh itu menjadi kesempatan yang bagus untuk menguntungkan roh jiwa kita,Aku sejati, lagipula seperti kita memakai tempat tinggal kita selama kita menghuni, demikian juga kita memakai tubuh kita untuk roh jiwa Aku sejati dengan aktif.

Perihal diskusi
1. Mari kita mengatakan kehidupan masa lalu diri sendiri yang memusatkan tubuh, siapa saja mengakui manusia sebagai keberadan roh?
2. Kita mengetahui keadan tubuh melalui cermin sedangkan keadaan roh jiwa kita bagaimana tahu?
3. Kehidupan yang memusatkan roh jiwa itu apa?
4. Alkitab mengatakan saudara adalah orang berdosa bagaimana tanggapan saudara?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar