27. KEKUDUSAN
“Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” I
Petrus 1:16
Allah yang kita sembah kudus.
Karenanya Allah menghendaki kita juga kudus.
Kehidupan iman adalah
kehidupan perjuangan, melalui itu memelihara diri sendiri dengan kudus. Roh
Kudus adalah Roh yang Kudus. Alkitab adalah buku kudus. Bait Allah adalah
tempat yang kudus. Orang kudus adalah kawanan orang yang kudus. Alkitab
menyatakan bahwa kita sudah menjadi kudus
(Ibrani 10:10) dan jadilah orang kudus sejak saat sekarang (I Petrus
1:15)
Apa itu kekudusan?
1.
Sifat
Allah
2.
Bersama
Allah
Hanya Allah saja kudus,
selain Allah supaya menjadi kudus hanya oleh kekudusan Allah ketika waktu
berada dengan Allah.
3.
Dipisahkan
Sesuatu yang dipisahkan dari
dunia dan berada bersama Allah sehingga menjadi milik Allah.
4.
Suci
Tidak bercela dan bersih
tanpa dosa-dosa (kemerosotan) itu sama dengan tidak kudus dan tidak memiliki
kekudusan.
Alkitab yang kudus
Kekudusan dan kesucian
Alkitab mengungkapkan dengan
arti kekudusan atau kesucian atau istilah yang sama. Kekudusan dan kesucian itu
artinya sama tetapi dipakai dengan pembagian yang berbeda, roh jiwa kita
menjadi kudus karena satu kali dilahirkan kembali dengan iman atas darah Yesus
(Ibrani 10:10), yaitu hakekat dan posisi kita dipisahkan lalu dijadikan anak
Allah dengan iman hal itu disebut kekudusan.
Sedangkan kehidupan
sehari-hari (tabah) berubah terus dengan tuntunan firman dan Roh Kudus itulah
kesucian, yakni sifat dan perilaku. Kita menjadi berubah (Yohanes 17:17, II
Petrus 3:11). Orang yang menjadi kudus sekaligus sejak saat itu ia harus
berubah menjadi suci terus (Roma 6:19, II Korintus 7:1)
Kita adalah bait Allah di mana
Roh Kudus berdiam (I Korintus 3:16-17) “berusahalah
hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan
tidak seorangpun akan melihat Allah” (Ibrani 12:14)
Maka kita harus menjadi
bejana yang layak dipakai oleh Allah (II Timotius 2:20-21). Roh Kudus tidak
melampaui kekudusan, maka Roh Kudus tidak akan turut bekerja bila kita tidak
menjaga kekudusan (kuasa dan sifat dan sikap) dan tidak akan menghasilkan buah
(murid-murid).
Bagaimana kita meneruskan
kekudusan (kesucian)?
1.
Darah
Yesus dan tuntunan firman Allah dan Roh Kudus menguduskan kita.
Kita menjadi kudus dari dosa
masa lalu dengan darah Yesus, dan menjaga kehidupan yang suci dengan firman
Allah (Yohanes 17:17) serta Roh Kudus menolong itu. (Galatia 5:16)
2.
Hidup
menurut kehendak Roh Kudus.
Tubuh tidak akan menjadi
kudus sampai saat mati, jadi keinginan dari tubuh tidak akan hilang (Roma
7:22-23). Kita tidak mungkin menghapuskan keinginan dari tubuh tetapi mungkin kita tidak menuruti keinginan tubuh,
bila kita hidup oleh Roh Kudus. (Galatia 5:16-17)
3.
Tetapkanlah
diri kita agar hidup kudus dan lakukanlah.
Sebab kita tahu bagaimana
Allah bekerja, yakni Allah tidak melampaui keinginan manusia, kita harus
memilih yang dikehendaki-Nya dengan keinginan yang tegas lalu melakukan. Ketika
pekerjaan Allah diimani oleh manusia, barulah janji Allah tergenapinya (Yakobus
4:8).
Perbuatan kudus dari orang
kudus
Kekudusan itu bukanlah
seseorang tidak membuat kesalahan dengan cara tidak melakukan sesuatu, malahan
lebih aktif untuk menggenapi kehendak Allah menurut firman Allah.
Orang kudus harus memuaskan
perintah peraturan Allah yang harus melakukan dan tidak penyembahan berhala
atau sesajen kepada roh-roh najis, ramalan, dan mantra, perzinahan, kemabukan,
merokok, dll adalah yang harus tidak dilakukan untuk menjaga kekudusan,
penginjilan, kesaksian dan pemuridan itulah yang harus dilakukan untuk menjaga
kekudusan.
Core
Kekudusan adalah keadaan
hakekat roh berada bersama Allah, sesuatu materi yang bersih itu bukanlah yang
kudus. Hanya Allah saja yang kudus, selain Allah tidak ada yang kudus tetapi
menjadi kudus apabila hakiki roh itu berada bersama Allah oleh kekudusan Allah.
Kekudusan adalah milik yang berada bersama-Nya dengan dipisahkan dari dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar