"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

KEPRIBADIAN KRISTEN 2



49. KEPRIBADIAN 2


“Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik?
Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu;
ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."  Kejadian 4:7

Kepribadian/sifat itu merupakan suatu sistem dan cara keberadaan manusia. Manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh.  Ketiganya itu disebut kepribadian/sifat, khususnya berhubungan dengan jiwa. Kepribadian manusia terdiri dengan intelektual, perasaan dan keinginan.


Roh, jiwa dan tubuh bisa dibedakan dalam suatu konsep yang saling bekerja bersama. Ketiganya, sewaktu pekerjaan Allah terjadi, Allah menguasai roh kita.  Lalu roh dan jiwa kita menguasai tubuh. Demikian Allah memakai kita sebagai alat kudus.


Bagaimana perkembangan kepribadian pada hari kebangkitan? Ciri khas jiwa (intelektual, perasaan, dan keinginan) menyatakan secara nyata melalui tubuh. Tetapi apabila tidak ada roh, sewaktu jiwanya meninggalkan tubuh,  jiwa itu akan hilang karena tidak ada tempat yang menjadi  sandaran, contohnya dalam kasus binatang.

           
Tetapi manusia memiliki roh. Walaupun jiwanya meninggalkan tubuh, jiwa itu bersandar pada roh sehingga dapat berada selama-lamanya. Hanya karena tidak ada tubuh fungsi kepribadian sebagai  intelektual, perasaan dan keinginan itu tidak dapat menyatakan. Lalu jiwa itu tersembunyi di dalam roh. Alkitab mengatakan keadaan jiwa bersandar pada roh dalam situasi tidak ada tubuh, sehingga fungsi kepribadian itu tersembunyi sebagai “ia sedang tertidur” (1 Tesalonika 4:13-15). Itulah keadaan kita sesudah mati sampai kebangkitan.


Pada hari kebangkitan, kita akan hidup sebagai kepribadian yang sempurna yaitu sebagai yang memiliki  intelektual, perasaan dan keinginan. Supaya ciri khas jiwa yang tersembunyi pada roh itu dapat dinyatakan harus ada tubuh.


Akan tetapi Alkitab mengatakan dengan jelas, “Darah dan daging tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa” (1 Korintus 15:50). Oleh sebab itu, tubuh yang akan kita terima pada hari kebangkitan itu bukanlah seperti tubuh sekarang yang berasal dari debu tanah tetapi tubuh ilahi (1 Korintus 15:44). Roh kita yang menjadi sandaran jiwa itu menjadi tubuh dengan cara berubah dalam sekejap saat ( 1 Korintus 15:15).


Roh Kristus/firman (Roma 8:9) yang tinggal di dalam roh kita menjadi roh yang menghidupkan (1 Korintus 15:45) kita selama-lamanya. Sesudah kita bangkit, juga ketika disempurnakan sebagai kepribadian yang utuh dengan tubuh ilahi yang dijadikan

dari perubahan roh, jiwa  bersandar pada roh dan roh Kristus. Sedangkan roh jiwa mereka yang tidak percaya akan bangkit sebagai kebangkitan  kematian. Karena bangkit dengan tubuh rohani dalam jiwa tanpa roh Kristus menghidupkannya.
Bagaimana prilaku kepribadian mereka yang penuh dengan Roh Kudus?
Keadaan kepenuhan Roh Kudus ialah roh jiwa dalam tubunya dituntun Roh Kudus sehingga seseorang searah dengan selaras dengan Roh Kudus. Oleh dorongan Roh Kudus,  intelektual, perasaan dan keinginannya mengikuti firman Allah. Apabila tubuh dan roh jiwa bertentangan,  atau pengetahuan, perasaan dan keinginan itu saling berlawanan, keadaan itu bisa disebut sebagai kesakitjiwaan secara rohani.


Bila kita  penuh dengan Roh Kudus, roh kita akan lebih merindukan kehidupan iman. Agar jiwa dan tubuhnya tidak menaruh perhatian pada hal-hal yang sia-sia, rohnya mengontrol dan membuatnya untuk merindukan hal-hal ilahi seperti doa, membaca firman Alkitab, penginjilan, ibadah dll.


Dengan daya intelektual, ia akan memahami firman Allah dengan baik dan menerima firman Allah 100 %, tidak membatasi atau tidak memutarbalikan firman. Dengan perasaan, ia lebih terharu akan kasih karunia Allah dibandingkan sebelumnya. Meskipun mengasihi orang lain, mereka yang dikuasai  Roh Kudus ia tidak cepat dan gampang marah maupun membenci orang lain. Keinginannya menjadi lebih kuat sehingga meskipun agak sulit menerima firman Allah secara intelektual dan perasaan, ia melakukan sesuatu menurut firman-Nya dengan keingian yang kuat. Akhirnya ia mengalami tanda-tanda secara intelektual dan perasaan. Dan tidak akan keras kepala terhadap firman, bahkan menaklukkan diri kepada firman Allah. Keinginan seperti itu hanya dari dorongan Roh Kudus.


Tubuh dipakai menurut kehendak Roh Kudus dengan cara tubuh taat kepada roh jiwa (intelektual, perasaan dan keinginan). Kemalasan itu tidak berbeda dengan kejahatan bagaimanapun juga  kita harus membuangnya (Matius 25:26). Keadaan kepenuhan Roh Kudus ialah roh jiwa dan tubuh tidak saling berbenturan, tetapi menuju ke satu arah di mana Roh Kudus memberikan petunjuk. Lalu saling bekerja dan menolong dalam susunan yang sempurna. Apabila tidak demikian,  tubuh berlawanan dengan roh jiwa, atau pengetahuan, perasaan dan keinginan itu bekerja sendiri-sendiri, keadaan tersebut adalah keadaan ‘sakit jiwa’ secara rohani.


            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar