51. KERENDAHAN HATI 1
“Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah kepada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati” Matius 11:29
Kehidupan orang
Kristen hanya untuk mensukseskan pekerjaan Allah. Maka kita harus memiliki
tujuan yang mendasarkan iman dan proses untuk menggenapi tujuan tersebut juga
harus dengan cara iman.
Tetapi bagaimana
kita tahu apakah kita menggunakan cara iman atau tidak.
Pertama, dengan
cara Allah yang diajarkan melalui firman (doa, legal, kasih).
Kedua, tujuan orang
yang menjalankan proses harus tulus yakni ingin mempermuliakan nama Yesus
(keangkuhan, tamak, kebanggaan, antusias diri sendiri).
Apabila kita tekun
pada tujuan yakni pekerjaan Allah dengan cara iman yang selaras, batin dan
lahir kita akan memperoleh upah yang utuh yang dijanjikan Allah. Kerendahan
hati itu inti dari hal demikian.
Kesombongan itu
Pukulan Total bagi Kehidupan
Kesombongan adalah
sifat Iblis yang ingin menjadi seperti Allah. Iblis membujuk manusia menurut
sifatnya agar manusia hidup tanpa Allah dan dengan diri sendiri. Oleh sebab
itu, mereka yang melampaui kehendak dan hukum Allah sehingga bertindak menurut
pikiran sendiri tidak akan mendapat upah. Ia akan menderita kerugian, tetapi ia
sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api (Matius 7:21-23; 1
Korintus 3:15). Kerendahan hati itu bukan sifat manusia tetapi sifat
Allah, dan kuasa yang diberikan oleh
Allah.
Yesus merendahkan
diri maka Ia datang sebagai sosok hamba dan mentaati sampai mati untuk
membinasakan Iblis yang jatuh karena kesombongan. Demikian Ia memperlihatkan
teladan kerendahan hati. Ia ingin memberikan kuasa kerendahan hati, maka kita
tinggal taat dan melakukan (Matius 11:28-30).
Kesombongan dan
kerendahan hati bukan masalah cara bicara atau sikap yang kelihatan. Tetapi
masalah batin yang membunuh atau menghidupkan kita, dan masalah iman (Matius
18:35).
Jika seseorang
berpikir diri sendiri sebagai orang benar atau berpikir dia memiliki kebenaran
sendiri selain kasih karunia yang diberikan Allah, maka ia menjadi sombong lalu
membesarkan diri dan melihat orang lain rendah.
Sedangkan orang
yang menyatakan kasih karunia Allah tanpa kebenaran sendiri akan mengakui
kelemahan dan ketidakmampuan. Pada waktu itu
dia menjadi rendah hati dengan sungguh-sungguh.
Walaupun seseorang
tidak kelihatan sombong, namun ketika menerima Roh Kudus biasanya bertobat
dengan air mata yang berlinang sebab dia menyadari kesombongannya. Apabila Roh
Kudus mengajar kita, barulah kita mengenal diri sendiri yang tertipu oleh diri
sendiri. Oleh karena itu, orang yang berdoa dengan sungguh-sungguh agar Roh
Kudus mengajar dan mengawasi saja,
menjadi orang yang berendah hati.
Kesombongan yang Berpura-pura Kerendahan Hati
Apabila seorang
berpikir ia rendah hati, namun bukan rendah hati yang diakui Allah, orang
demikian telah berprilaku sombong. Salah
satu contohnya adalah orang yang mengundurkan diri dari tugas pelayanan di
gereja. Taat pada tugas dari gereja dan bukannya penolakan, itulah kerendahan hati.
Tetapi kebanyakan
orang melakukan kesombongan dengan kesadaran dia yang sombong. Yang penting,
motivasi daripada akibatnya. Walaupun dengan suatu hasil, seorang bisa menipu
semua orang, akan tetapi dia sendiri tahu dengan baik apakah kesombongan ada
atau tidak di dalam hatinya. Tentu saja Allah lebih tahu segala-galanya (Matius
15:7-9).
Kerendahan hati,
kelemahlembutan, kepanjangsabaran itu menjadi satu paket (Efesus 4:2; Kolose
3:12). Jika kerendahan hati tidak disertai dengan pasangannya itu mungkin hanya
menjadi sikap sopan santun, atau
kesombongan yang berpura-pura kerendahan hati. Jika demikian juara yang ada
padanya akan diambil kembali (Kolose 2:18). Seorang yang rendah hati oleh Roh Kudus saja dapat menahan panjang
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kepanjangsabaran.
Orang yang mengenal
diri sebagaimana adanya menjadi rendah hati. Ia harus mengenal
kesempurnaan Allah dan besarnya kasih Allah yang telah dikaruniakan. Juga harus
mengenal diri sendiri yang hina dan jahat. Bila ia tahu, ia akan tidak sanggup mencela orang lain, akhirnya
ia menjadi orang yang berendah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar