"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

KERENDAHAN HATI 1



51. KERENDAHAN HATI 1


“Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati”  Matius 11:29


Kehidupan orang Kristen hanya untuk mensukseskan pekerjaan Allah. Maka kita harus memiliki tujuan yang mendasarkan iman dan proses untuk menggenapi tujuan tersebut juga harus dengan cara iman.


Tetapi bagaimana kita tahu apakah kita menggunakan cara iman atau tidak.
Pertama, dengan cara Allah yang diajarkan melalui firman (doa, legal, kasih).
Kedua, tujuan orang yang menjalankan proses harus tulus yakni ingin mempermuliakan nama Yesus (keangkuhan, tamak, kebanggaan, antusias diri sendiri).


Apabila kita tekun pada tujuan yakni pekerjaan Allah dengan cara iman yang selaras, batin dan lahir kita akan memperoleh upah yang utuh yang dijanjikan Allah. Kerendahan hati itu inti dari hal demikian.

 

Kesombongan itu Pukulan Total bagi Kehidupan


Kesombongan adalah sifat Iblis yang ingin menjadi seperti Allah. Iblis membujuk manusia menurut sifatnya agar manusia hidup tanpa Allah dan dengan diri sendiri. Oleh sebab itu, mereka yang melampaui kehendak dan hukum Allah sehingga bertindak menurut pikiran sendiri tidak akan mendapat upah. Ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api (Matius 7:21-23; 1 Korintus 3:15). Kerendahan hati itu bukan sifat manusia tetapi sifat Allah,  dan kuasa yang diberikan oleh Allah.


Yesus merendahkan diri maka Ia datang sebagai sosok hamba dan mentaati sampai mati untuk membinasakan Iblis yang jatuh karena kesombongan. Demikian Ia memperlihatkan teladan kerendahan hati. Ia ingin memberikan kuasa kerendahan hati, maka kita tinggal taat dan melakukan (Matius 11:28-30).


Kesombongan dan kerendahan hati bukan masalah cara bicara atau sikap yang kelihatan. Tetapi masalah batin yang membunuh atau menghidupkan kita, dan masalah iman (Matius 18:35).


Jika seseorang berpikir diri sendiri sebagai orang benar atau berpikir dia memiliki kebenaran sendiri selain kasih karunia yang diberikan Allah, maka ia menjadi sombong lalu membesarkan diri dan melihat orang lain rendah.

Sedangkan orang yang menyatakan kasih karunia Allah tanpa kebenaran sendiri akan mengakui kelemahan dan ketidakmampuan. Pada waktu itu  dia menjadi rendah hati dengan sungguh-sungguh.


Walaupun seseorang tidak kelihatan sombong, namun ketika menerima Roh Kudus biasanya bertobat dengan air mata yang berlinang sebab dia menyadari kesombongannya. Apabila Roh Kudus mengajar kita, barulah kita mengenal diri sendiri yang tertipu oleh diri sendiri. Oleh karena itu, orang yang berdoa dengan sungguh-sungguh agar Roh Kudus mengajar dan mengawasi saja,  menjadi orang yang berendah hati.



Kesombongan yang Berpura-pura Kerendahan Hati
           
Apabila seorang berpikir ia rendah hati, namun bukan rendah hati yang diakui Allah, orang demikian telah  berprilaku sombong. Salah satu contohnya adalah orang yang mengundurkan diri dari tugas pelayanan di gereja. Taat pada tugas dari gereja dan bukannya penolakan,  itulah kerendahan hati. 


Tetapi kebanyakan orang melakukan kesombongan dengan kesadaran dia yang sombong. Yang penting, motivasi daripada akibatnya. Walaupun dengan suatu hasil, seorang bisa menipu semua orang, akan tetapi dia sendiri tahu dengan baik apakah kesombongan ada atau tidak di dalam hatinya. Tentu saja Allah lebih tahu segala-galanya (Matius 15:7-9).


Kerendahan hati, kelemahlembutan, kepanjangsabaran itu menjadi satu paket (Efesus 4:2; Kolose 3:12). Jika kerendahan hati tidak disertai dengan pasangannya itu mungkin hanya menjadi  sikap sopan santun, atau kesombongan yang berpura-pura kerendahan hati. Jika demikian juara yang ada padanya akan diambil kembali (Kolose 2:18). Seorang yang rendah hati oleh  Roh Kudus saja dapat menahan panjang kerendahan hati, kelemahlembutan dan kepanjangsabaran.


Orang yang mengenal diri  sebagaimana  adanya menjadi rendah hati. Ia harus mengenal kesempurnaan Allah dan besarnya kasih Allah yang telah dikaruniakan. Juga harus mengenal diri sendiri yang hina dan jahat. Bila ia tahu,  ia akan tidak sanggup mencela orang lain, akhirnya ia menjadi orang yang berendah hati.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar