44. MATERI 1
“Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” Matius 6:21
Yesus Kristus datang
ke dunia ini dengan tubuh.
Karena Ia dicambuk,
Ia menyembuhkan penyakit tubuh kita, dan karena Ia mati di kayu salib Ia
memberi pengampunan dosa roh jiwa kita (1 Petrus 2:24).
Ia juga hidup dalam kemiskinan meskipun Ia
kaya. Demikian Ia menanggung kemiskinan kita lalu membiarkan kita memiliki
kekayaan-Nya (2 Korintus 8:9), yakni kita memperoleh pengampunan dosa,
kesembuhan dan kekayaan oleh karena bakti Yesus. Kehidupan iman yang wajar
ialah kita mengalami bakti Yesus secara
nyata pada saat ini juga. Oleh karena demikian, bagaimana orang percaya
mengendalikan materi?
Segala Sesuatu itu
Milik Allah
Allah menciptakan
langit dan bumi dan segala isinya (Kejadian 1:1). Ia memiliki kehendak untuk
memakai segalanya itu (Kolose 1:16-17)
“Perak maupun emas itu milik-Ku” (Hagai 2:9).
Manusia menemukan
dan memakai yang diciptakan dan ditaruh di sekitar kita oleh Allah. Kita
mustahil menciptakan sesuatu dari yang tidak ada.
Materi yang menjadi
milik kita dari segala sesuatu itu bukanlah milik kita.
Atas kehendak-Nya,
Allah menitipkan milik-Nya kepada kita masing-masing.
Ada 3 hak akan
materi yaitu hak milik, hak tahan, dan hak guna. Hak milik atas segala sesuatu
ada pada Allah, sedangkan Allah membolehkan hak tahan dan hak guna kepada
manusia. Jika kita tidak mengakui hal tersebut itu berarti kita tidak mengakui
bahwa Allah, Dialah pencipta dan pemilik atas segala ciptaan-Nya.
Oleh sebab itu,
kita menahan dan menggunakan materi hanya menurut kehendak dan untuk Nama
Allah, karena Allah yang memiliki hak milik. Jikalau kita tidak mengakui hal
itu, sama dengan kita tidak mengakui Allah. Orang percaya adalah hamba yang
menjaga milik Allah, maka memakai materi menurut kehendak Allah. Itulah
kewajiban orang percaya. Tetapi apabila ia memakainya dengan semau dia, itu sama dengan dia mencuri milik Allah.
Hamba yang menjaga
milik Allah seharusnya tidak boleh tamak akan pemilikan materi, tetapi ia harus
memiliki tamak ilahi yang ingin mengumpulkan materi dari dunia lalu
memindahkannya kepada Allah.
Materi Tidak Jahat
Tetapi Tidak Adil
Materi memiliki
kuat kuasa sehingga merampas Allah dari manusia. Hal itu diakui oleh Allah
juga. “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian,
ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia
kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi
kepada Allah dan kepada Mamon." (Matius 6:24).
Oleh sebab itu, ada
orang yang menjalankan kehidupan iman dengan ilahi dan saleh menolak materi
dengan pikiran bahwa materi itu jahat dan kotor. Akan tetapi materi itu
bukanlah masalah baik atau tidak baik, kotor ataupun kudus. Namun hal ini
tergantung pada materi itu dipakai atau tidak dipakai dalam pekerjaan Allah
sehingga menjadi sebagai yang baik atau
yang jahat dan yang kudus atau yang kotor.
Demikian mareri itu
berada dalam keadaan netral.
Ketidak-imanan dan
hawa nafsu manusia cenderung menggunakan materi yang bersifat netral itu
sebagai yang jahat dan kotor. Jika tidak ada pengawasan Allah atas manusia,
kemungkinan besar manusia menjadi penyembah dan budak materi. Oleh karena itu
Allah mengingatkan kita: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan
menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Timotius 6:10).
Patokan Allah memisahkan yang benar dan yang tidak benar
itu hanya apakah Yesus yakni kebenaran itu ada atau tidak. Materi yang bersifat
netral itu menjadi sebagai yang tidak benar bila tidak ada hubungan dengan
Yesus. Segala sesuatu yang ada di dunia
menjadi benar dan menghasilkan upah yang
kekal apabila dipakai oleh dan untuk Yesus, gereja dan jemaat-Nya. “Ikatlah
persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu
tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." (Lukas
16:9).
Materi memiliki
kuat kuasa sampai merampas Allah dari manusia. Oleh sebab itu, ada mereka yang menolak materi tanpa alasan
karena memandang semua materi itu kotor dan jahat. Tetapi materi itu sendiri
tidak jahat atau tidak baik maupun tidak kotor atau tidak kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar