13. penginjilan 2
Ada banyak godaan yang ingin mengikat kita di dunia yang
tidak ada pengharapan ini. Penginjilan adalah pemberitaan harapan untuk masuk
ke kerajaan Allah yang kekal kepada orang yang terpengaruh di dunia ini.
Penginjilan ialah cara yang berbeda dengan cara dunia, yaitu cara dari sorga.
1. Bagaimana
Yesus menginjil?
Matius 4:23–25 menyatakan
bahwa Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah
ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit
dan kelemahan di antara bangsa itu, maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh
Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang
menderita pelbagai penyakit dan sengsara yang kerasukan, yang sakit ayan dan
yang lumpuh, Yesus menyembuhkan mereka. Maka orang banyak berbondong-bondong
mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem,
dan dari Yudea dan dari seberang yordan.
Sebab Yesus datang ke dunia,
adalah untuk memberitakan Injil. Ia berdoa dulu lalu menyampaikan firman, lalu
mengusir roh-roh kotor dan menyembuhkan orang-orang sakit (Markus 1:35–39).
Tersebar kabar kuasa tentang Dia dan Dia pergi ke segala penjuru (Markus
1:27–28). Ketika orang-orang yang sakit dengan berbagai penyakit datang kepada
Yesus karena mendengar kabar tentang Yesus. Ia melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan (Matius 9:35).
Lagipula waktu murid-murid
Yohanes pembaptis bertanya “Engkaukah yang datang itu?” Yesus berkata bahwa
yang datang itu Dia. Kalian tahu itu dengan penginjilan-Nya yang berkuasa
(Matius 11:2–5) lalu memerintahkan murid-murid-Nya agar mereka pun memberitakan Injil dengan kuasa (Matius
10:7 – 8).
2. Bagaimana
Gereja mula-mula menginjil ?
Filipus pergi ke suatu kota
di samaria dan memberitakan Mesias kepada orang di situ. Ketika orang banyak
itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya,
mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari
banyak orang, roh-roh jahat keluar, roh-roh itu sambil berseru dengan suara
yang keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan,
maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. (Kisah 8:5–8).
Cara penginjilan dari
murid-murid gereja mula-mula sama dengan
cara Yesus. Mereka berani menyaksikan Firman sesudah menerima Roh Kudus
(Kisah 1:8). Allah meneguhkan Firman-Nya dengan kuasa dan tanda-tanda (I Tesalonika 1:5) sebab itu orang percaya
bertambah banyak.
3. Bagaimana
kita menginjili?
Kita harus mengikuti apa
yang dilakukan oleh gereja mula-mula, seperti gereja mula-mula mengikuti saja
apa yang dilakukan Yesus langsung.
Penginjilan bisa saja dengan
firman yang diberi oleh Roh Kudus dan kuasa yang disaksikan oleh Roh Kudus. I
Korintus 2:4–5 mengatakan “Baik
perkataan-ku maupun pemberitaan-ku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat
yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu
jangan pada hikmat manusia tetapi pada kekuatan Allah.” Bahkan, aku mau
terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku kaum bangsaku secara
jasmani (Roma 9 : 3).
Kita perlu memiliki
“semangat” (hasrat yang besar) untuk mengasihi jiwa, “kesabaran” yang dapat
menahan aniaya, penghinaan, bersikap dingin dari orang yang bertanggung jawab
terhadap misi “yang tidak menyayangkan nyawa”, “hikmat” seperti ular “kesucian”
seperti burung merpati. Kita harus minta seperti itu bersama kuasa untuk
penginjilan.
Hati penginjil adalah hati
yang semangat untuk “memberitakan apa yang paling penting” daripada apa yang
bagus, apapun yang bagus dari dunia dengan “pasti” itulah hati penginjil. Maka
kita sering perhatikan tentang omongan, air muka, sikap dan etika dan lain-lain
sampai pada hal yang kecil. Supaya hal yang demikian jangan menjadi hambatan
atau batu sandungan dalam penginjilan.
II Timotius 4:2 mengatakan, beritakanlah
firman, siap sedialah selalu dalam keadaan baik atau tidak baik waktunya. Sifat
kita itu tidak menjadi masalah contohnya: sifat minder, keterampilan kita tidak
bagus, misalnya tidak pintar berbicara, kurang pendidikan. Sebab Roh Kudus
bekerja secara langsung dengan sifat dan kuasa-Nya. Seseorang tidak dapat
mengendalikan diri untuk menginjili, ini bukanlah orang fanatik.
Dialah seseorang yang
percaya Yesus secara normal. Injil tidak dapat dimonopoli atau tak dapat
bersembunyi, tetapi kabar dari kerajaan surga yang harus diberitakan dan kita
berhutang pada Injil. Mari kita memberitakan Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar