"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

PERTOBATAN



24. PERTOBATAN


“Jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak kau pandang hina ya Allah”.
(Mazmur 51:19)

Di Perjanjian Lama pertobatan itu adalah “menyesali” “memilukan”  “kembali dari” “meninggalkan” yakni ada arti perubahan dari sesuatu. Sedangkan di Perjanjian Baru, pertobatan itu adalah “perubahan hati” setelah seseorang menyesal terhadap sesuatu hal. Yaitu perubahan hati, pikiran dan cara-cara kehidupan secara total.

 

Mengapa perlu kita bertobat?


1.      Sebab semua manusia adalah orang berdosa “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23)
2.      Sebab tiada penghapusan dosa apabila tidak bertobat “karena itu sadarlah dan bertobatlah supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan dan mengutus Yesus yang dari semula diuntukkan bagimu seabagai Kristus”      (Kisah 3:19-20)
3.      Sebab kita akan binasa selamanya apabila tidak bertobat “tidak, Kata-Ku kepadamu, tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua binasa atas cara demikian” (Lukas 13:3) “Apabila keinginan itu telah dibuahi ia melahirkan dosa, ia melahirkan maut” (Yakobus 1:15)

Demikian pertobatan diperlukan dengan mutlak agar kita memperoleh hidup kekal dan keselamatan. Juga pertobatan diperlukan kepada siapa saja tanpa perbedaan posisi sosial, kekayaan, usia.

 

Unsur-unsur yang menghasilkan pertobatan


1.      Kesadaran dosa (unsur intelektual).
Kita tidak mungkin bertobat jikalau tidak menyesal atas kesalahannya dengan sungguh-sungguh. Kita menyadari diri sebagai orang berdosa dihadapan Allah degan cara mencerminkan diri dengan hukum taurat, karenanya Allah memberikan hukum taurat .

2.      Penyesalan terhadap dosa (unsur perasaan)
Kita harus menyesal dan memilukan dosa sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. (II Kor 7:10)

3.      Beralih dari dosa (unsur keinginan)
Kita harus mengambil keputusan untuk meninggalkan dosa lalu untuk mendapat penghapusan dosa, pertobatan sesungguhnya menghasilkan penyesalan atas dosa, meninggalkan dosa dan kembali kepada Allah secara total lalu bersyukur.

 


Apa itu akibat dari dosa?


Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyerahkan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9)

Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka (Ibrani 8:12)

Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup (Yesaya 44:22)

Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-mu (Yesaya 38:17)

Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi akan menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba akan menjadi putih seperti bulu domba (Yesaya 1:18)

Demikian ada dua tingkat untuk kita untuk berubah yakni pertobatan yang kita berbalik dari dosa lalu iman yang menyerah kepada Yesus. Kita pasti binasa jikalau tidak berbalik kepada Allah dan bertobat, tetapi kita disucikan bila kita bertobat sebab Allah kita adil.

Kematian Yesus adalah bukti dari belas kasihan Allah atas kita, sebab amarah Allah terhadap dosa diganti dengan Anak-nya sendiri

Demikia siapapun orang yang mengganti dosanya dan kesalahannya dengan pertobatan didalam belas kasihan Allah, akan hidup dengan janji dari Allah. Yang menunggu pertobatan dari kita untuk menghapus dosa itu adalah janji bagi kita. Allah mencari jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk.


Core,

Pertobatan itu adalah kita beralih, berbalik dari dosa. yakni kita menyadari kita sebagai orang berdosa, menyesal lalu berubah total dalam perihal; hati, pikiran dan cara kehidupan bukan penyesalan sementara saja tetapi berbalik dari kehidupan yang tidak mengenal dan mengabaikan Allah dari semua keangkuhan manusia. “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (II Korintus 10:5)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar