"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Minggu, 28 Juni 2015

Mari Kembali ke Kasih Semula

Mari Kembali ke Kasih Semula
Wahyu 2:1-7

Khotbah Hari Tuhan di Gereja Sungrak Seoul
11 September 2011 (Indonesia: 25 Agustus 2013)
Senior Overseer: Kim Ki-Dong
Mari roh jiwaku, mengasihilah!

"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Intisari Khotbah

Allah yang kita sembah tidak berubah
Dia menetapkan janji dari pada mulanya
menyaksikan perjanjian itu dengan Anak (1Yoh. 4:16)
Apa yang diberikan Allah kepada kita
itu kekekalan yang tidak berubah (1Yoh. 4:19)
Oleh sebab itu, kasih Allah juga kekal
Perbuatan yang diberikan sebagai iman itu kekal
yakni kasih dan dedikasi kepada Allah,
kasih kepada sesama,
itupun harus tidak berubah (1Yoh. 4:18)
Itulah kesaksian yang mengasihi roh-jiwa sendiri
dengan sungguh-sungguh
Meskipun orang memelihara hukum Taurat
tetapi bila tidak ada kasih semuanya sia-sia (1Kor. 13:2)
Kasih itu inti hukum Taurat dan Injil
Oleh sebab itu, bila kasih semula hilang,
Allah juga membuang orang itu,
demikian juga sudah diajarkan-Nya (Why. 2:4-5)
Untuk perjanjian seperti itulah
Roh Kudus berada di dalam kita

     • Pekerjaan Iblis membuat kita

        membuang kasih semula akan Allah
        maka kita harus cepat berbalik

     • Bila tidak mencari kasih semula
        Allah memperingatkan
        akan memindahkan kaki dian
        Kita harus memulihkan kasih semula

     • Iman dan kerinduan itu
        kasih sungguh-sungguh akan Allah
        iman yang tidak ada kasih itu munafik

Mengasihi Allah sungguh-sungguh
mengasihi sesama manusia sungguh-sungguh
mengasihi roh-jiwa sendiri sungguh-sungguh

Rangkuman Khotbah

Allah yang kita sembah tidak berubah. Seperti yang dijelaskan di dalam Alkitab, Allah memakai mereka yang dari saat pertama kali bertemu dengan Allah dan sampai kematiannya mempertahankan iman yang sama dan konsisten. Orang-orang seperti ini disebut martir. Beberapa orang memiliki masa kehidupan iman, sampai akhirnya ia bersemangat, dan beberapa orang mulai bersemangat pada awalnya, tetapi kemudian melangkah mundur. Karena kehidupan iman orang tersebut yang tidak konsisten, Allah sangat kecewa. Perasaan manusia itu berbeda-beda, sehingga orang-orang yang memiliki kehidupan iman yang berdasarkan perasaannya itu hanya akan berubah. Tetapi Allah kita adalah sama dari awal sampai akhir. Dengan kata lain, Ia dari selama-lamanya sampai selama-lamanya tidak pernah berubah. “Selamanya” itu seperti menggambar lingkaran, titik awal dan titik akhir itu sama.

Kasih Allah, firman Allah, dan segala pekerjaan-Nya tidak berubah. Kehendak Allah yang ditetapkan sebelumnya sampai selama-lamanya juga diterima sampai sekarang. Dalam proses melaksanakan kehendak Allah itu tidak ada perubahan. Allah menurut kehendak-Nya sendiri mempersiapkan segalanya di Sorga. Ini alasan yang baik mengapa kita seharusnya melayani Allah. Mengenal bagaimana untuk melayani Allah akan banyak dikasihi Allah, dan oleh karena itu juga menerima berkat dan hidup. Beberapa orang tidak mengenal bahwa mereka telah berubah, tetapi mengatakan “aku berdoa kepada Allah dan tidak dijawab, Allah tidak memenuhi”, yaitu bahwa Allah telah berubah. Untuk menghindari kesalahpahaman seperti itu, kita harus dengan jelas mengenal Allah.

Kesukaan Allah adalah firman. Firman tidak pernah berubah selamanya. Allah membiarkan manusia mendengar firman, yaitu Injil Kerajaan Sorga. Ia membuat manusia dari debu tanah, ketika manusia itu memenuhi seluruh bumi Ia memilih satu orang yaitu Adam, membiarkannya menjadi roh jiwa yang hidup, dan juga dapat menerima firman Allah yang kekal. Tetapi oleh karena Adam jatuh ke dalam penggodaan Iblis, maka ia kehilangan kemampuan rohaninya. Inilah dosa.

Apabila tidak menerima kasih Allah, maka mustahil untuk mengerti firman Allah. Kesukaan Allah adalah firman. Betapa orang tua mengasihi anak-anak mereka, meskipun anak-anak mungkin saja lupa akan orang tuanya, tidak berbakti kepada orang tua mereka, jauh dari orang tua mereka, tetapi orang tua tidak bisa seperti itu. Apakah anak lahir atau sudah menjadi tua, orang tua tetap selalu mengasihi anak-anak mereka. Orang yang baru lahir, pertama kali ia melihat orang tuanya. Bayi yang baru lahir melihat orang tuanya yang sungguh berbahagia. Kasih orang tua yang pertama kali itu ketika bertemu dengan bayi yang baru lahir ke dunia yang menerima kasih itu, ia juga menerima kasih yang paling murah hati.

Firman Allah adalah “Logos”, Firman ini mengenakan jubah yang dicelup dalam darah (Wah. 19:13). Ketika bayi yang lahir keluar dari rahim ibunya yang berlumuran darah, ia juga penuh berlumuran dengan darah juga. Demikian juga, “Logos” adalah Firman yang keluar dari Allah. Firman ini adalah kesukaan Allah. Yesus mengatakan “Akulah kebenaran” (Yoh. 14:6), Ia mengatakan “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran. Firman-Mu adalah kebenaran (Yoh. 17:17)”. Yesus adalah kebenaran, dan kebenaran adalah Firman kesukaan Allah. Ia selamanya sejak kekekalan bersama dengan Allah.

Kita mengenal bahwa Allah mengasihi Firman selamanya. Bahkan meskipun seluruh dunia ini berlalu, Firman itu tidak akan berlalu. Firman itu penuh dengan kemuliaan Allah. Allah telah membiarkan kita mendengar Firman itu, dan membiarkan Roh Kudus datang bersaksi akan Firman itu, dan juga Anak Manusia menggenapi Firman itu. Kita mendengarkan Firman Allah diselamatkan, mendengarkan Firman Allah dibenarkan, dan mendengarkan Firman Allah mendapat hidup kekal. Namun orang menentang Firman, mengkhianati Firman, dan membenci Firman. Bisa dibayangkan tidak, betapa kecewanya Allah? Firman yang menjadi Manusia datang ke dunia, orang-orang menolak kebenaran ini, maka bagaimanakah murka Allah?

Dunia menentang dan melawan Yesus. Yohanes 1:4 mengatakan “Dalam Dia ada hidup. Dan hidup itu adalah terang manusia”, pasal 8 ayat 12 mengatakan “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Firman adalah cahaya yang menerangi dunia, tetapi dunia tidak menyukai cahaya/terang itu (Yoh. 1:1-5). Selain itu, dunia tidak seperti kita yang adalah anak-anak terang. Sehingga 2 Petrus 3:13 mengatakan “Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran”, Yohanes 15:18 mengatakan “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.”

Orang-orang percaya datang ke gereja setiap Hari Tuhan untuk mendengarkan Firman Allah. Firman ini bukanlah yang diciptakan Allah, tetapi ini adalah Firman yang telah ada bersama dengan Allah dari sebelum kekekalan. Orang-orang tidak mendengar firman karena tidak memiliki kesetiaan pada firman. Apakah anak-anak belajar dengan baik di sekolah, itu tergantung pada bagaimana ia berpusat pada mendengarkan guru. Ketika saya masih kecil pergi ke sekolah, di sekolah pada ruang kelas selalu ada tongkat penunjuk di samping guru. Ketika tongkat penunjuk ini memukul kaki, itu seolah-olah terkena sayatan pisau dan itu sangat sakit, sehingga di tempat yang memar itu, selama dua minggu lamanya sakit sekali baru dapat sembuh. Guru itu sering mengatakan kepada anak-anak “Tongkat penunjuk ini untuk membatasi, bagaimana caranya kamu benar-benar bisa bersikap.” Agar anak-anak tidak terkena pukulan, mereka semua belajar dengan sangat penuh konsentrasi. Belajar yang fokus seperti ini akan membawa hasil yang berbeda. Apabila tidak konsentrasi mendengarkan firman Allah, maka tidak akan bisa menerima firman. Dalam Wahyu 2 dan 3 muncul 7x 
firman seperti ini “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh Kudus kepada jemaat-jemaat!” Ini berarti bahwa hanya mereka yang mendengar dan menjadi menang, Allah akan menghadiahi orang seperti itu.

Jadi kita sangat bersukacita bahwa, kita telah mendengarkan Firman kesukaan Allah. Firman ini penuh dengan kekayaan kasih Allah dan kasih karunia, penuh dengan janji-janji Allah, berkat Allah dan kemuliaan Allah. Firman Allah ini berbeda dari kita, sehingga Anak Manusia datang menyatakannya, dan membiarkan Roh Kudus dari Bapa datang untuk menyaksikan Firman ini. Kita mendapatkan dari Allah kasih karunia dan Firman Allah yang adalah hadiah tak ternilai.

Ketika kita pertama kali bertemu Allah, itu mencapai agama. Tujuan akhir dari agama adalah untuk menemukan diri kita. Saat kita pertama kalinya bertemu Allah, saat itulah kita menemukan kenyataan bahwa kita adalah orang-orang berdosa. Mereka yang tidak bertemu Allah berpikir diri mereka adalah orang benar. Yesus mengatakan: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." (Luk. 5:32). Kita tidak mengenal Allah ketika masih berdosa, tidak menyadari Anak Allah, juga tidak mengenal Firman Allah. Kita tidak mengetahui Firman Allah, tidak mengenal kasih Allah, kita tidak mengetahui Kerajaan Sorga, dan tentu saja, kita tidak mengetahui hidup kekal. Itulah orang berdosa. Tetapi kita memiliki kemampuan untuk mengenal Allah melalui kehidupan Gereja. Mengenal nama Allah, mengenal Allah, mengenal Roh Kudus, juga mendengar Injil Kerajaan Sorga, penuh dengan hikmat yang menakjubkan. Hal ini karena Allah dan memiliki kemampuan untuk bertemu. Allah ingin dan membiarkan kita mengenal Firman kesukaan-Nya, dan saya percaya dan bersandar pada Firman ini.

Ketika saya hanya akan datang ke gereja apakah menerima kasih anugerah atau tidak, tidak ada orang yang memaksa atau menganiaya saya. Tetapi ketika kemudian saya mendapat kasih anugerah ketika mulai 
bekerja, penganiayaan juga datang. Bahkan banyak juga Gereja Kristen yang menganiaya saya. Orang-orang membenci kepribadian saya, menghujat saya terlalu banyak, saya telah mendiamkannya dan membiarkannya, tetapi saya tidak dapat tahan terhadap mereka yang mengabaikan Allah. Jadi saya memutuskan untuk menghadapi orang-orang yang menyalahkan umat Allah tanpa alasan. Saya menemukan orang itu dan bertanya kepadanya “Apakah saudara mengenal Allah?” Dia tidak ingin mendengar saya berbicara, berusaha untuk menghindar, tetapi saya mengejarnya dan bertanya kepadanya “Saya mengenal Allah, apakah saudara mengenal Allah?” Bahkan menghina Allah, orang yang menghina karunia Allah dan menghambat Allah itu sangat berapi-api, apalagi mereka yang menerima Firman yang paling dikasihi Allah, bagaimanakah tekun dan rajinnya mereka menyaksikan Firman ini? Saya menyaksikan Tuhan lebih aktif daripada orang itu menganiaya. Akhirnya orang itu menangis dan mengakui bahwa ia seperti itu karena tidak mengenal Allah.

Ketika orang-orang menganiaya Firman Allah, kita tidak bisa diam saja. Jika diri kita dianiaya, kita bahkan dapat mengampuni sampai tujuh puluh tujuh kali, tetapi akan hal Firman yang paling dikasihi Allah yang dihujat dan anda berdiri di sela-sela atau berdiam diri saja, hal ini sama dengan berdiri bersama orang yang menghujat Allah dengan cara yang lain. Kita harus berjuang melawan, membenci, dan menentang mereka yang melawan Firman Allah (Fil. 2:25).

Jemaat Efesus dipuji delapan poin, setelah mereka menjadi percaya mereka melakukan hal yang sangat baik dalam segala hal. Tetapi karena hilangnya kasih yang semula, Allah memperingatkan mereka bahwa mereka harus bertobat, jika tidak, kaki diannya akan diambil. Hal ini supaya mereka menerima kasih Allah maka mereka diperingatkan. Firman itu bersama dengan Allah yaitu Firman itu sama dengan Allah. Yohanes 1:1 mengatakan “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Kita harus ingat, Allah telah memberikan kita Firman yang paling dikasihi-Nya. Di dalam Firman ini ada sifat Allah, ada hidup Allah, ada kehendak Allah.

Allah memberikan hidup-Nya di dalam Firman, memberikan tubuh-Nya sendiri di dalam Firman kepada kita, kita melihat darah Allah. Allah memberikan darah-Nya kepada orang yang mengakui “Akulah orang berdosa.” Darah Allah bukanlah seperti seseorang yang menyayat ujung tangan dengan lembut lalu mengeluarkan beberapa tetesan darah, tetapi darah yang dicurahkan bahkan dengan membiarkan Anak Terkasih-Nya kehilangan hidup-Nya. Allah selamanya selalu menggunakan darah-Nya untuk bertemu dengan kita, dan kita menyadari bahwa orang berdosa bisa bertemu dengan Allah. Ini adalah pertemuan pertama kita dengan Allah. Pertemuan kita dengan Allah begitu luar biasa.

Banyak orang tidak butuh waktu lama untuk melupakan dirinya sebagai orang berdosa dan pertemuan pertamanya dengan Allah, menjadi sombong. Apabila mengingat pertemuan pertama diri sendiri dengan Allah, maka tidak akan bisa menjadi sombong. Dalam hidup saya tidak pernah berhenti bersaksi, saya mengalami masa yang sulit. Alasan saya terus menerus menyebut masa lalu saya ialah, agar saya tidak melupakan pertemuan pertama saya dengan Allah, sebagai orang berdosa, yang adalah orang yang tidak berharga. Allah menggunakan Darah untuk bertemu dengan saya yang adalah orang yang tak berharga, sejak saat itu saya seumur hidup bersandar pada Darah, untuk menerima kasih Allah. Setiap kali melihat darah Allah, kita harus berpikir bahwa tidak hanya dosa kita saja yang dibersihkan, kita juga harus berpikir bahwa kita menjadi bersih oleh firman hidup kekal Allah yang Ia paling kasihi. Yesus mengatakan: “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh. 15:3). Dari kita tidak ada yang bisa dibanggakan. 1 Korintus 1:28-29 mengatakan: “Dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.” Memandang rendah orang lain, sering membanggakan diri, itu semua kesombongan. Kita harus menjadi rendah hati.

Allah memilih kita ketika mendengar dari kita “Akulah orang berdosa” yaitu pengakuan yang tulus ini, dan kita bertemu Allah kemudian melihat darah Allah. Kisah 20:7 mengatakan: “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti……” Kita telah menerima darah Allah yang paling berharga di dalam roh jiwa kita. Kita berkumpul bersama untuk memperingati darah Allah. “Ibadah” berarti “memandang wajah Allah.” Bagaimana wajah Allah itu? Beberapa orang melukis dan menggambarkannya, akan tetapi kenyataannya ini sangat bertentangan dengan iman Kristen. Kita melihat darah manusia. Melihat kemuliaan Tuhan dalam ibadah itu berarti kita melihat darah-Nya yang berharga. Darah Tuhan yang berharga dan pertemuan pertama kita dengan-Nya, ialah kasih mula-mula.

Kita harus tidak melupakan darah itu. Orang-orang menjadi sombong ketika mereka lupa waktu mereka sebagai orang berdosa untuk pertama kalinya bertemu dengan Kristus. Daud bertobat di hadapan Allah dan berkata: “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah” 
(Maz. 51:17). Sementara Ayub yang memandang diri sebagai orang benar, tetapi ia bertobat di hadapan Allah dan berkata: “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk (bertobat) dalam debu dan abu” (Ayb. 42:5-6). Kemudian Allah mengembalikan lagi kemuliaan Ayub yang hilang.

Sampai pada hari kita meninggalkan dunia ini, jangan sampai kita lupa akan pertemuan kita dengan Allah, maka kita bisa seumur hidup menjadi hamba yang rendah hati yang menerima kasih Allah yang tidak terbatas. Seperti di masa lalu perabot Bait Suci yang terkena darah menjadi kudus, apabila kita tidak memiliki darah, maka tidak bisa menjadi kudus. Kita harus selalu mengingat pertama kalinya kita bertemu dengan Allah, agar menjaga kerendahan hati. Allah mencari orang yang rendah hati. Jika tidak, tidak peduli seberapa baik, apabila kehilangan kasih mula-mula, Tuhan akan mengambil dan memindahkan kaki dian saudara.

Sebelum waktu Natal, biasanya membuat kartu buatan tangan untuk teman-teman dan keluarga. Ketika saya membuat kartu, sering sekali saat menggambar pada halaman sampul, cahaya itu membakar lilinnya sendiri. Saya berpikir bahwa sumbu yang menyala itu seperti roh jiwa saya, lilin yang meleleh itu seperti daging saya. Dalam setengah abad terakhir, saya menyaksikan firman Allah, tubuh seperti lilin yang terbakar. Lilin sama dengan tubuh yang terbakar menjadi abu, pada saat yang sama, juga membakar sumbunya, ini sangat membuat saya bersyukur. Saya akan tetap berbicara dan mengajar firman.

Impian saya ialah agar Gereja Sungrak Seoul memiliki dan mengembangkan 10.000 pemimpin rohani. Namun sayangnya, meskipun banyak yang mendengar, tetapi sangat sedikit orang yang pergi untuk mempraktekkannya. Tentu saja, jika dibandingkan dengan gereja-gereja lain, gereja kita tidak kekurangan pemimpin rohani. Tetapi dengan hanya mengandalkan pengusiran roh-roh najis beberapa kali, ini tidak bisa dianggap sebagai pemimpin rohani. Martir adalah orang yang mati oleh karena Firman yang paling dikasihi Allah. Yang tidak ada hubungannya dengan firman Allah, apakah dalam keadaannya sakit atau mati itu tidak disebut sebagai martir. Orang yang dipenggal disebut martir. Alkitab mengatakan jiwa yang seperti ini dapat mengambil bagian dalam kebangkitan pertama (Wah. 20:4-5). Agar membiarkan seluruh orang percaya di gereja menjadi pemimpin rohani, saya menulis buku Berea yang baru volume 99 "Anak Manusia dan Perempuan", dan baru-baru ini dalam hidup menulis dan menerbitkan "Wibawa Alkitab dan Inspirasi." Saya melakukannya dalam hati saya seperti lilin yang terbakar, itu untuk menumbuhkan pemimpin rohani. Saya berharap sebelum saya meninggalkan dunia bisa melihat sepuluh ribu pemimpin rohani. Untuk melakukan hal ini diperlukan lebih dari 30.000 orang percaya, untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan tempat untuk menampung lebih dari 10.000 gedung gereja. Untuk pelayanan ini, saya mempersiapkan untuk 40 tahun, akhirnya mendirikan “Christian World Mission Center.” Ketika Firman Allah dianiaya, kita tidak bisa diam saja. Jika nama orang dihina, bahkan ia dapat menuntut karena reputasinya rusak, akan tetapi bila Firman yang paling dikasihi Allah dihujat, orang hanya berdiam diri. Memperoleh dari Firman yang paling dikasihi Allah dari kekekalan sampai kekekalan, tetapi tidak membela Firman ini, Allah bisa mengharapkan apa dari orang-orang seperti itu?

Apa itu inspirasi? Meskipun akar dan cabang-cabang pohon di musim dingin itu seperti pohon yang mati, tetapi akan mekar dan pucuk di musim semi. Tetapi bila dari akar sampai ke batang itu layu pada musim semi maka tidak akan bisa berkecambah. Jika pohon tidak hidup, tidak ada yang menyambut musim semi. Bahkan meski membaca Alkitab, belajar kehendak Allah, memiliki akar sampai cabang-cabang pohon, tetapi jika tidak mempunyai kehidupan, tidak ada gunanya sama sekali. Inspirasi itu seperti pohon yang memiliki kehidupan. Tetapi pohon yang hidup itu bertumbuh dan berkecambah. Jadi kita harus memiliki inspirasi.

Orang yang menerima inspirasi harus mengajar. Ketika firman Allah dianiaya, kita harus menjadi terobosan positif. Turnamen sepakbola Piala Dunia FIFA 2002, pelatih yang memimpin timnas sampai ke perempat final Guus Hiddink mengatakan pernyataan mengenai pemain yang kelelahan seperti: “Apakah lelah? Yang lainnya juga lelah. Anda bosan? Yang lainnya juga bosan, mereka juga ingin berbaring di lapangan rumput. Kami sedikit lagi bertambah kuat!” Kita juga sama. Ketika orang menganiaya Allah, kita tidak bisa menjadi penonton, tetapi untuk berurusan dengan mereka muka dengan muka. Roh jiwa kita harus menjadi seperti sumbu yang membakar, daging menjadi abu seperti lilin, sebagai pengabdian kepada Allah. Selama tubuh masih berada di bumi, roh jiwa harus membakarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar