"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Rangkuman Khotbah

  • Kebenaran (R) ke-2

Yesus Kristus dan Kebenaran (R)
Matius 1:18-25


Allah yang kita sembah adalah kasih. Banyak yang salah pikir tentang "Allah adalah kasih". Mereka berpikir bahwa Allah hanya mengasihi dan menerima manusia terus menerus tanpa batasan; sepertinya Allah rugi karena selalu bekerja yang berpusat kepada manusia. Kasih di sini bukanlah yang berpusat pada manusia tetapi arti 1 Yohanes 4:8 ialah Allah mengasihi Anak-Nya. Yesus mengatakan dalam Yohanes 17:1-5 "Bapa permuliakanlah Aku dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadapan-Mu sebelum dunia dijadikan." Demikian Allah sangat mengasihi Anak. Yesus adalah Kekasih Allah, yakni dimana Allah bekerja segala sesuatu untuk-Nya dan memberikan segala sesuatu untuk-Nya bahkan menyiapkan Sorga untuk Anak. Allah memproklamasikan "Inilah Anak-Ku Yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" yang menegaskan bahwa Allah hanya mengasihi Anak. Pada waktu itu, pikiran orang-orang yang selama itu bahwa Allah yang mengerikan menghakimi dengan ketegasan-Nya berubah. Tetapi dewasa ini orang hanya menganggap Allah mengasihi Anak itu sebagai dogma dan hanya pelajaran moral sehingga mereka tidak tahu bagaimana cara menghadap Allah.

Kita ini sebagai manusia diciptakan oleh Allah untuk Anak Allah sebagai jalan kedatangan-Nya sebagai Anak Manusia. Manusia adalah yang lebih rendah dari malaikat karena mempunyai tubuh. Maka kasih Allah diberikan kepada kita hanya apabila kita berada di dalam Yesus saja. Sama seperti perhatian dan kasih Allah hanya berada pada bahtera Nuh dan bukanlah yang berada di luar bahtera. Allah hanya mengasihani mereka yang di luar Yesus tetapi tidak mengasihi mereka. Itulah sebabnya matahari terbit bagi orang percaya maupun tidak percaya. Tetapi apakah dikasihi Allah? Itulah yang penting. Ketika kita hanya berada di dalam Yesus, kita mendapat kasih Allah yang sama terhadap Anak-Nya sebab kita menjadi anak-anak Allah di dalam Yesus.

Kasih karunia Allah itu pilihan bagi kita. Apakah kita menerima atau tidak? Seperti yang memilih berada di dalam bahtera Nuh saja yang selamat, demikian pula apabila kita memilih kasih karunia di dalam Yesus, kita mendapat keselamatan. Hanya di dalam Yesus saja mendapat keselamatan dan kasih karunia (Efesus 1:3-6). Yesus mengatakan "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5). Hanya tinggal di dalam Yesus, sebab di luar Yesus kita akan menjadi kering. Yesus mengatakan bahwa kita harus tinggal di dalam Dia. Supaya sama seperti Yesus menerima kasih Bapa karena di dalam Bapa, demikian pula kita menerima kasih Allah di dalam Yesus. Hal ini sungguh penting berada di dalam Yesus.

Siapakah Yesus? Dia adalah Imanuel, maksudnya Allah berada bersama Anak sebelum dari pada mulanya sebelum segala sesuatu ada. Dialah yang dikasihi Allah dan Allah bekerja segala sesuatu untuk-Nya. Untuk kedatangan-Nya, sebelumnya Allah mengutus nabi. Bagi Yesus ada nabi. Nabi itu adalah pembuka jalan bagi Tuhan. Para nabi itu bernubuat tentang kedatangan Yesus dan Yesus datang tepat dan sesuai yang dinubuatkan para nabi mengenai ahwa Dialah yang dimaksudkan dengan Imanuel. Kalau pemimpin agama lain tidak ada nabi bagi mereka, pengalaman pribadi mereka dijadikan dogma yang disusun secaara sistematis menjadi sebuah agama. Sedangkan Yesus memiliki pelayanan resmi yang secara fakta selaras dengan Alkitab dan semuanya tertulis di dalam Alkitab. Bukan karena Dia baik atau saleh kita percaya kepada-Nya melainkan karena kehidupan-Nya tertulis di dalam Alkitab dan selaras dengan Dia maka kita percaya Dia sebagai Anak Allah.

Yang menyaksikan Yesus ialah Allah Bapa (Yohanes 5:36-37), Alkitab (Yohanes 5:39), dan Roh Kudus. Roh Kudus itu diberikan kepada manusia kita, Dialah yang bersaksi tentang Yesus. Apakah bukti kita menerima Roh Kudus? Kuasa! Bukti kita menerima Roh Kudus ialah kuasa dan tanda-tanda, karena itu kita bersaksi Yesus dengan Roh Kudus dengan tanda-tanda dan kuasa. Yakni kuasa untuk mengusir roh-roh najis. Untuk itu kita menjadi saksi Yesus sebagai Anak Allah oleh Roh Kudus dengan kuasa yang membuktikan Yesuslah Tuhan dan Anak Allah.

Alkitab membuat kita percaya Yesus adalah Anak Allah Yang diutus Allah. Kita harus percaya, menerima, dan melayani-Nya sebagai Anak Allah yang setara dengan Allah. Kita harus peraya dan memperlakukan Dia sebagai yang setara dengan Allah. Apabila tidak seperti itu, kita akan jatuh dan binasa (Amsal 1:27). Dia adalah Imanuel, yang setara dengan Allah. Imanuel itu harga diri Allah. Kita benar-benar harus memperlakukan-Nya sebagai yang setara dengan Allah, itulah Imanuel, harga diri Allah.


Yohanes 13:1 katakan "Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya." Yesus mengasihi murid-murid-Nya sampai kesudahan, tetapi Iblis datang membisikkan kepada Yudas Iskariot untuk menjual Yesus. Meskipun menerima kasih Allah, tetapi bila tidak dapat bertahan, orang itu jatuh dalam pencobaan. Mengapa bisa seperti itu? Karena tidak mengakui Yesus, tidak mengasihi Yesus, dan tidak menganggap Yesus sebagai Imanuel. Apakah sungguh benar-benar mengasihi Yesus? Apabila mengasihi Yesus sebagai Imanuel, kita tidak akan jatuh seperti Nuh yang diselamatkan. 

Matius 25:41 "Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya." Allah tidak mengasihi semua manusia, tetapi akan memisahkan kambing dan domba, dan akan membuang yang di sebelah kiri; kita baca ayat 32-34 "Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."

1 Yohanes 3:8 menyatakan "barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu." Tujuan Allah itu membinasakan Iblis, Yesus datang untuk membinasakan Iblis. Alkitab menegaskan bahwa tidak percaya Yesus itu dosa (Yohanes 16:9) dan penghakiman itu untuk Iblis (Yohanes 16:11). Oleh karena itu barangsiapa yang tidak percaya itu akan binasa bersama-sama Iblis. Maka tinggallah di dalam Yesus! Imanuel datang untuk membinasakan Iblis. Alkitab dan Roh Kudus itu menyaksikan Yesus. Kita yang berada di dalam Yesus adalah anak-anak Allah. Roma 8:14-17 Roh Kudus yang menyaksikan kita menjadi anak Allah, dengan cara apa? Kuasa! Maka kita harus menerima kesaksian Yesus adalah Imanuel. Bagi kita ada Imanuel, harga diri Allah, itulah yang sungguh-sungguh Allah ingin beritahukan kepada kita, yang paling dikasihi Allah dan setara dengann Allah.

Mari roh jiwaku, terimalah kesaksian! Yesus adalah Imanuel! Percaya dan tinggallah di dalam Yesus!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar