"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Rangkuman Khotbah

  • Kebenaran (R) ke-3

Ibadah dan Kebenaran (R)
Yohanes 4:23-24


Allah yang kita sembah Roh. Roh tidak dapat dilihat mata seperti gambar nyata, tetapi meskipun Allah tidak dapat dilihat oleh mata, akan tetapi keberadaan Pencipta itu nyata. Hubungan Allah dan manusia itu sangat dekat. Anak Allah datang ke bumi sebagai manusia, Ia berkata: “Bapa di dalam Aku, dan Aku di dalam Bapa. Ketika kamu berada di dalam Aku dan Bapa di dalam kamu, kamu berada di dalam Bapa.” Hubungan yang paling dekat antar pribadi adalah hubungan pernikahan, hubungan Allah dan kita juga seperti suami isteri.

Namun sifat Allah dan manusia itu benar-benar sangat berbeda. Allah adalah Roh, manusia adalah materi. Fungsi dari manusia tersebut dapat dibedakan menjadi roh, jiwa, dan tubuh. Jiwa mengacu pada kepribadian, yang berada di dalam tubuh. Daging manusia berasal dari debu tanah, tetapi Allah menciptakan roh di Sorga untuk manusia, sehingga manusia itu menjadi roh jiwa yang hidup. Singkatnya, jiwa manusia berasal dari debu tanah, roh manusia berasal dari Sorga.

Manusia terbatas karena ruang dan waktu; tetapi Allah adalah Roh sehingga tidak ada batasan, dinding yang tebal ataupun jarak yang sangat jauh itu tidak ada artinya bagi Allah, Dia adalah Maha Kuasa. Orang-orang memiliki konsep batas kehidupan seperti ini, ada beberapa orang hidupnya 100 tahun, beberapa orang ada yang satu dekade, setiap orang berbeda-beda. Tetapi Allah tidak memiliki konsep kehidupan seperti itu, Dia adalah yang sudah ada dari sebelum kekekalan sampai selama-lamanya.

Allah tidak dapat dilihat, sehingga orang berpikir bahwa Allah itu tidak ada. Akan tetapi Allah melihat kita, memperhatikan pikiran kita. Karena Allah adalah Roh, sehingga kita harus mengenal Allah sebagai Roh untuk menghormati-Nya, menerima-Nya di dalam roh. Apabila seseorang memperlakukan Allah sama dengan manusia, bahwa firman Allah itu di masa lalu bukan saat ini sehingga dapat menipu Dia, maka yang ada hanya kebinasaan.

Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa bagaimana pikiran seseorang itu sangat penting. Bagaimana Allah melihat hatinya, bagaimana umat Allah berpikir, itu menentukan hidup dan mati. Yeremia 6:18-19 mengatakan: “Sebab itu dengarlah, hai bangsa-bangsa, dan ketahuilah, hai jemaat, apa yang akan terjadi atas mereka! Dengarlah, hai bumi! Sungguh, ke atas bangsa ini Aku akan mendatangkan malapetaka, akibat dari rancangan-rancangan mereka, sebab mereka tidak memperhatikan perkataan-perkataan-Ku dan menolak pengajaran-Ku.” Karena tidak bisa melihat firman Allah dengan mata sehingga bertindak sewenang-wenang, maka hasilnya hanya kebinasaan.

Jika tidak mengakui Allah sebagai Roh yaitu apabila hanya mengakui-Nya sebagai Pencipta, Juruselamat, itu tidak ada artinya. Meskipun Allah tidak dapat dilihat dengan mata, tetapi Ia melihat kita semua, bahkan pikiran kita juga dipantau. Amsal 20:27 mengatakan: “Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya.” Roh kita yang ditempatkan Allah adalah pelita. Allah yang memantau pikiran bekerja melalui pikiran itu.

Kejadian 6:1-2 berkata: “Ketika anak manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.” Keturunan manusia di sini tidak memiliki roh, sehingga mereka bukanlah umat yang diperhatikan Allah. Tetapi anak-anak Allah yaitu yang memiliki roh, merekalah yang berada dalam pengawasan Allah.

Allah berfirman, jika kita mengakui-Nya, Ia pun mengakui kita; jika kita menyangkal-Nya, Ia pun akan menyangkal kita. Neraka itu bahasa aslinya “Gehena”, menunjuk kepada tempat pembakaran sampah di Yerusalem. Sebenarnya manusia memiliki inspirasi yang baik dari Allah, tetapi karena roh mati oleh dosa, inspirasi itu juga hilang. Organ manusia yang seperti usus buntu, apabila mengalami radang dan tidak segera disembuhkan, itu akan membusuk dan membuat radang selaput perut; tetapi pankreas berbeda, saat fungsinya hilang itu tidak akan membusuk. Tubuh manusia yang mati itu seperti usus buntu yang membusuk, tetapi roh manusia sama seperti pankreas yang fungsinya menghilang. Roh yang kehilangan fungsinya akan dilemparkan ke tempat yang disebut "Gehena" yaitu neraka. Namun bila roh manusia fungsinya kembali, maka, Allah akan membimbingnya ke Sorga.

Roh-roh najis yang merasuki orang di pekuburan mengatakan bahwa waktu mereka belum genap, mereka meminta supaya tidak diperintahkan dan dilemparkan ke dalam jurang maut. Roh najis juga mengenal dengan jelas bahwa mereka pasti masuk ke jurang maut. Wahyu 17:8 mengatakan: “Adapun binatang yang telah kulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.” Siapa yang akan masuk ke dalam jurang maut tanpa dasar itu bersama Iblis? Yaitu mereka yang sejak dunia dijadikan namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Sekarang roh jiwa saudara ke mana? Untuk alasan itulah kita memiliki kehidupan iman yang baik di sini.

Roh kita yang mati diselamatkan melalui Yesus Kristus, lalu menerima Roh Kudus, dan menerima inspirasi. Orang yang memiliki inspirasi yang penuh itu mengakui Allah. Orang sering mengatakan tanpa berpikir: “Allah mungkin meninggalkan aku.” Tetapi Alkitab mengatakan: “Engkau terjerat dalam perkataan mulutmu, tertangkap dalam perkataan mulutmu (Amsal 6:2).” Apa yang keluar dari hati manusia melalui mulutnya, akan terjadi. Kita harus mengakui bahwa Allah adalah Roh, bahkan kita harus mengakui bahwa Allah menyelidiki pikiran kita. Hanya mengakui apa yang dilihat mata itu dapat membuat gagal kehidupan iman.

Allah memperingatkan kita bahwa, orang yang mengatakan hal-hal tidak berguna itu akan membawanya kepada kejadian sesungguhnya. Apabila kita berkata “aku tidak bisa diselamatkan”, maka orang ini benar-benar tidak bisa diselamatkan. Sehingga Allah memberitahu kita untuk bersukacita dan mengucap syukur. Allah mengetahui pikiran kita. Seperti mengatakan “Allah tidak mendengarkan apa yang aku katakan” maka, Allah benar-benar tidak mendengarkan apa yang saudara katakan.

Wahyu 12:11 berkata: “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” Tidak peduli apa yang akan mereka derita tetapi mereka tetap mengakui iman mereka. Sekarang, orang-orang mengeluh karena menghadapi masalah-masalah yang tak terselesaikan: “Allah mungkin meninggalkan kita, padahal aku berusaha untuk Allah, bagaimana bisa Allah melakukan hal ini kepadaku!” Kata-kata ini akhirnya akan menjadi jerat bagi orang ini. Kesalahan orang tersebut adalah karena mereka hanya melihat apa yang dapat dilihat oleh mata.

Pada saat murid-murid mengusir roh kotor dan merasa senang, Yesus berkata kepada mereka agar jangan bersenang atas apa yang terjadi di bumi, kemenangan dan sukacita apa saja, tetapi harus bersukacita karena namanya tertulis di Sorga. Apakah namanya tercatat di dalam kitab kehidupan atau tidak, yang jelas, sebab menurut pengakuan mulutnya sendiri orang itu diakui. Pada saat berada di bumi apakah ada uang atau tidak, penderitaan itu akan tetap mengikuti. Jika hidup 100 tahun, menderita 100 tahun, jika hidup 20 tahun, menderita 20 tahun. Yesus datang ke bumi tidak untuk menikmati kebahagiaan, tetapi untuk menderita. Sukacita kita ada di sorga.

Kita harus mengenal kehidupan rohani. Jika satu minggu menyukseskan kehidupan iman, ibadah juga akan menjadi sukses. Orang-orang yang menyukseskan kehidupan iman satu minggu akan datang ke gereja dan berdoa untuk mempersiapkan ibadah. Tetapi yang tidak menyukseskan kehidupan iman akan gagal dalam ibadah. Hari Tuhan dikhususkan untuk mempersembahkan pengabdian dan dedikasi mereka untuk menyembah Allah. Allah memberikan Abraham anak ketika umurnya 100 tahun, maka bagaimanakah kasih ayah yang tua ini terhadap anaknya? Tetapi Allah membiarkan Abraham mengambil anaknya sebagai korban bakaran. Ketika Abraham mentaati perintah itu dan melakukannya, Allah benar-benar mengenal bahwa Abraham sungguh-sungguh mengasihi Allah. Bukankah Abraham sangat mengasihi anaknya sebelum mempersembahkannya? Abraham mengetahui anaknya diberikan oleh Allah, milik Allah, sehingga ketika Allah meminta anaknya ia sama sekali tidak ragu-ragu. Ini adalah ibadah.

Ibadah dedikasi di gereja kita dipersiapkan dua bulan sebelumnya. Ibadah khusus juga dipersiapkan sebulan atau dua bulan sebelumnya. Selama waktu ini adalah persiapan dedikasi, maka ibadah adalah saat mempersembahkan atau mendedikasikannya kepada Allah. Ketika latihan paduan suara, itu persiapan untuk mendedikasikan, saat ibadah mempersembahkannya kepada Allah. Tetapi dalam prakteknya banyak yang berkata omong kosong, maka ketika menyanyikan lagu penyembahan, tidak peduli seberapa indah, itu bukanlah dedikasi yang sepenuhnya.

Dengan mulut mengakui Allah tetapi hatinya jauh dari Allah saat umat Allah berdedikasi, Allah tidak akan menerimanya. Apabila saudara mengakui bahwa Allah adalah Roh, saudara pasti akan mengakui bahwa Allah memperhatikan kehidupan kita setiap hari. Allah tidak ingin menyalahkan kita ketika kita berbuat salah, maka kita harus bertobat. Mengapa tidak mengakui Allah?

Ibadah adalah memperlihatkan iman di hadapan Allah. Menurut analisa psikolog, anak-anak paling berbahagia ketika memperlihatkan sesuatu di depan ayahnya dan ayahnya merasa bahagia juga. Ketika anak menjadi juara di sekolah, maka pertama kali ia ingin memperlihatkannya kepada ayahnya. Ini adalah psikologi umum manusia, agar membuat manusia ingin mengalami iman mereka dalam Yesus dan memperlihatkannya kepada Bapa. Bagaimana Yesus memperlihatkan imannya kepada Bapa? Bagaimanakah kecilnya sperma laki-laki? Anak Allah sendiri pergi ke bawah merendahkan diri sampai kepada badan perempuan. Ia tidak melakukannya untuk malaikat ataupun manusia, tetapi agar merendahkan diri-Nya dan memperlihatkan-Nya kepada Bapa. Dia sampai dipaku pada kayu salib untuk memperlihatkan betapa kasih-Nya kepada Bapa. Seperti disebutkan di atas, ibadah adalah yang memperlihatkan iman kepada Allah.

Yesus berkata kepada kita untuk mempersembahkan ibadah dalam Roh dan kebenaran, yaitu mempersembahkan ibadah kepada Allah dengan inspirasi Roh Kudus dan ketaatan terhadap kebenaran (truth). Allah adalah Roh, sehingga Ia mengetahui pikiran kita. Ketika di hadapan Allah kita memperlihatkan iman kita. Seperti Abraham yang menyerahkan anaknya di hadapan Allah sebagai iman dan kasihnya kepada Allah, ibadah itu kita memperlihatkan iman kita kepada Allah. Ananias dan Safira menahan sebagian dari hasil tanahnya bagi diri mereka, mereka telah menipu Allah Roh Kudus. Maka ketika mempersembahkan uang, Allah tidak memperhatikan uangnya, tetapi hatinya orang itu. Allah tidak kekurangan sama sekali.

Kita harus mengenal bahwa Allah adalah Roh. Kita harus mensukseskan kehidupan iman kita sebelum memperlihatkannya kepada Allah. Pada pintu besar gereja kita tertulis “Gereja Yang Menyukseskan Ibadah” kata-kata ini yang tertulis pada batu besar. Inilah tujuan kita untuk menumbuhkan gereja. Kita harus menunjukkan iman kita di hadapan Allah, bukan di depan manusia. Janganlah merusak harga diri Allah, biarlah Allah menerima segala kemuliaan.

Mari roh jiwaku, sukseskanlah ibadah!
Mari roh jiwaku, perlihatkanlah iman di hadapan Allah!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar