"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Rangkuman Khotbah

  • Kebenaran (R) ke-3

Penyerahan Anak dan Kebenaran (R)
Matius 18:1-14


Jika tidak ada iman kita tidak bisa berbuat apa-apa. Datang di hadapan Allah harus dengan iman, tanpa iman tidak mungkin untuk menyenangkan Allah. Iman adalah percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada mereka yang mencari Dia dengan iman. Penyembah berhala tidak dijamin, mereka hanya menggunakan keyakinan. Dibandingkan dengan anak-anak, terlebih dahulu dosa kita harus diampuni, terlebih dahulu kita harus mengenal Allah dan Juruselamat yang menyelamatkan kita, terlebih dahulu kita harus percaya kepada Allah yang mengutus Juruselamat. 

Orang-orang yang berlutut di depan patung tidak tahu apakah dia mendapat pengampunan dosa atau tidak, tetapi kita orang percaya datang kepada Allah mengetahui kapan orang mendapat pengampunan dosa. Bagaimana membuktikannya? Caranya dengan dibaptis, kita yang dibaptis juga mengalami pengampunan dosa-dosa dan kita bersatu dengan Kristus. 

Saya berharap bahwa banyak orang-orang kudus gereja kita agar berdoa, supaya mereka membuka mata rohani untuk melihat penglihatan. Orang percaya dan orang tidak percaya sangat berbeda seperti seperti sorga dan neraka. Sebelum mempersembahkan anak-anak, orang tua harus kudus lebih dulu. Alkitab mengatakan apabila orang tua kudus, anak-anak pun akan menjadi kudus. Dengan kata lain jika orang tua tidak kudus, anak tidak bisa menjadi kudus. Kita bukanlah yang termasuk salah satu dari banyak orang di dunia ini, Kristus telah membuat kita kudus dengan darah-Nya sendiri dengan membeli kita, membawa kita dari kekelaman kepada kemuliaan, dan sekarang Allah mengakui kita sebagai anak-anaknya. Pengalaman kita dibaptis merupakan kenyataan. Roh Kudus mengenal dan menyaksikan itu. Sekarang Allah telah memberikan Roh Kudus sebagai Parakletos kita, kita menerima Roh Kudus, dalam doa kita diberikan inspirasi oleh Roh.

Semua orang ingin keturunan mereka makmur. Korea Selatan memiliki "kasih menurun," dengan kata lain, generasi tua tidak hanya mengasihi anak-anak mereka, tetapi juga mengasihi generasi berikutnya, dan seringkali sangat mengasihi yang termuda. Sama seperti cabang-cabang berusaha untuk mendapatkan sari buah yang dipasokan dari akar yang paling baik untuk menghasilkan buah, demikian pula semua orang memiliki impian untuk anak-anak dan cucu-cucu mereka, sehingga dengan harapan bahwa kasih akan keturunan memberkati anak-anak dan cucu-cucunya.

Ada peringatan dari Sepuluh Perintah bahwa bila melakukan kejahatan langsung mempengaruhi/mengutuki tiga sampai empat generasi, yang memunculkan kengerian besar. Jika keturunannya merasa "Aku menjadi sangat sial saat ini karena nenek moyang saya," bukankah itu yang akan terjadi? Seperti keadaan rohani orang tua ini membawa berkat yang besar kepada anak-anak dan cucu mereka. Jika orang tua menjadi musuh Allah, maka anak-anaknya akan memenuhi kemalangan yang bahasa pun tidak akan dapat menggambarkannya.
Di beberapa tempat di dunia matahari lebih terbit awal dan terbenam lebih cepat, sementara di beberapa tempat matahari terbit lebih awal tetapi terbenam lebih lambat, dan juga, beberapa orang hidup lebih lama, beberapa orang berumur pendek. Namun pada kenyataannya tidak penting hidup di dunia ini untuk waktu yang lama atau singkat, yang penting ialah seberapa banyak dia melihat Surya Kebenaran di dunia ini. Orang-orang di dunia berpikir tampaknya hari-hari menjadi panjang, tetapi hal itu hanya perasaan orang itu. Di sorga, tidak ada perasaan waktu. Yesus berkata bahwa ia akan segera kembali, tetapi telah lewat dua ribu tahun, sehingga orang berpikir hal ini tampaknya ditunda. Akan tetapi ini bukan penundaan, tetapi ini disengaja untuk menunggu orang-orang.

Kita dilahirkan untuk hidup di dunia dan setelah lewat seumur hidup akan meninggal. Janin yang di dalam rahim ibu tinggal 9 bulan dan setelah itu lahir ke dunia, dan kemudian di dunia, setelah akhir hidupnya, ia akan masuk ke dalam dunia roh, kerajaan yang kekal. Tetapi setiap hari di bumi itu adalah sebuah proses. Mazmur 127, dapat dilihat bahwa orang-orang yang makan beras hasil kerjanya ini sia-sia. Pengkhotbah mengatakan itu semua kesia-siaan belaka, semua adalah kesia-siaan. Kesia-siaan di sini tidak mengacu pada nihilisme Buddha, tetapi untuk menggambarkan bahwa pekerjaan yang di bawah matahari itu sia-sia tetapi pekerjaan yang di bawah Yesus Kristus tidak sia-sia.

Dengan terbukanya mata rohani, orang dapat menemukan perbedaan yang sangat besar antara orang-orang percaya dan tidak percaya. Meskipun saya sering melihat penglihatan, tetapi untuk mengatakan kebenaran jarang mengatakan hal penglihatan. Akan tetapi saya melihat melalui penglihatan antara orang percaya dan tidak percaya itu benar-benar berbeda. Orang yang tidak percaya tidak dapat mengajarkan pengharapan kekal kepada anak-anak mereka.

Nabi Samuel adalah nabi yang langsung dipilih Allah terlebih dulu, Raja segala raja Yesus Kristus datang sesuai janji Allah kepada keluarga Daud, ia (Samuel) memainkan peran yang sangat penting. Yesus sebagai keturunan Daud datang ke dunia, Ia adalah Raja segala raja, Anak Allah, Pemilik Kerajaan Sorga. Dia juga mengatakan, "Aku adalah Tuhan atas hari Sabat," Ia adalah Juruselamat umat manusia untuk menyelamatkan mereka, dan yang membinasakan Satan dan menghakiminya untuk menutup dia di neraka. Ia dibawa ke keluarga Daud, dan taat kepada kehendak Allah.

Samuel lahir dalam doa yang terus-menerus dari ibunya Hana, dia berdoa sangat banyak, bahkan imam besar sampai keliru mengira dia mabuk. Imam besar memberkati Hana, kemudian ia melahirkan seorang putra. Hana mempersembahkan doa ucapan syukur, katanya: "Karena saya mengandalkan Allah untuk mendapatkan anak, saya bersedia untuk menyerahkan anak ini di rumah Allah untuk hidup bagi Allah. Biarlah Allah untuk membuat dia memahami kehendak Allah, dengan inspirasi Allah untuk menjadi yang menyenangkan Allah yang melakukan pekerjaan Allah dalam hidupnya untuk menjadi hamba Allah." Ketika anak itu selesai disapih, Hana menyerahkannya kepada imam untuk menerima pendidikan iman. Anak-anak sedikit lebih besar ketika dia menerima inspirasi. Samuel mendengar suara Allah berseru, "Samuel, Samuel", setelah itu, seumur hidup inspirasi Allah tetap pada dirinya.

Orang tua ingin anak-anak mereka berbakat untuk dikasihi oleh Allah, ketika anak masih dalam kandungan, orang tuanya berdoa untuk berkat seorang anak. Banyak dari kita pada ibu hamil mengidam. Orang dunia menganggap ngidam sebagai hal yang normal, tetapi kita harus tahu bahwa anak masih dalam kandungan, itulah saat roh najis ingin berdiam di dalam dia.

Yohanes Pembaptis dan Yesus mengalami proses pertumbuhan yang sama, yaitu tumbuh dan menjadi kuat, dan penuh hikmat. Anak 5 tahun memiliki hikmat 5 tahun, dan saat di usia 10 tahun memiliki hikmat 10 tahun. Kadang-kadang, anak akan memiliki pengetahuan seorang pria dua puluh tahun, tetapi ini bukan pertanda baik. Saya telah melihat anak seperti itu di masa lalu. Anak itu benar-benar tahu etika, bahkan walikota juga memanggilnya guru/tuan. Banyak orang yang memiliki anak seperti ini memiliki harapan yang besar, namun kemudian anak-anak ini tumbuh tetapi tidak memiliki kepintaran sebagus orang biasa. Hikmat yang langsung tumbuh pada tingkat tertentu, tetapi setelah itu tidak lagi tumbuh. Sama seperti itu, sangat penting bahwa anak-anak yang muda harus tumbuh sesuai hikmat usianya.

Namun yang lebih penting dari itu adalah "dia memiliki kasih karunia Allah." Yesus ke bait Allah, orang tua-Nya menemukan Dia, tetapi Ia berkata kepada mereka "Tidak tahukah kamu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?", ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Terlihat bahwa kasih karunia orang tua akan memperlihatkan anak-anak mereka tumbuh, itu semua perlu diingat.

Ketika istri saya hamil, dan setiap hari saya meletakkan tangan di perutnya istri saya untuk memberkatinya. Setelah anak saya lahir, istri saya memberi susu padat yang cukup sering digunakan sebagai pakan dan direbus, saya pergi keluar untuk memimpin kebangunan rohani dan datang kembali setelah beberapa hari, karena anak saya minum susu itu, menyebabkan ia dehidrasi dan hampir mati. Setelah memimpin ibadah hari Tuhan pada waktu itu, ada seorang diaken datang untuk memberitahu kami: "Anak anda sekarat!" Istri saya ingin berdiri untuk pulang ke rumah, saya menghentikannya: "Ibadah hari Tuhan yang mati lebih mengerikan daripada anak yang mati" kemudian kami melanjutkan ibadah. Saya khawatir bahwa orang-orang akan mengatakan bahwa karena anak ibadahnya terganggu, sehingga pada hari itu saya sengaja berkhotbah lebih lama dari biasanya. Kemudian saya kembali lalu melihat anak itu berhenti bernapas, tetapi jantungnya masih berdetak lemah.

Saya berseru di hadapan Allah: "Saya bukanlah bapa dari anak ini, saya hanya bisa memberikan anak ini makanan, tetapi yang anak ini butuhkan adalah hidup. Saya adalah bapa yang memberikan nasi kepada anak ini, hanya Allah saja satu-satunya Bapa kehidupan yang benar bagi anak ini. Bila Engkau tidak menyelamatkannya, anak ini tidak dapat hidup." Pada saat itu saya benar-benar menyadari sebagai seorang ayah, saya tidak bisa memberikan hidup kepada anak. Hari ini, orang tua merasa bahwa mereka dapat menyediakan semua untuk anak-anak mereka seperti, tentu saja, anda dapat membeli pakaian untuk anak-anak, dapat membeli komputer, tetapi yang anak-anak butuhkan adalah kehidupan. Tidak peduli bagaimana anak itu berbaring di tempat tidur rumah sakit, meski berkata, "Hai nak, sehatlah, mama dan papa akan memberimu komputer," itu tidak ada gunanya. Baru saja saya selesai berdoa, mulai terdengar suara anak itu mulai menangis. Ketika anak itu berumur seratus hari, kami menyerahkan anak itu kepada Allah, kami berdoa kepada Allah untuk membesarkan anak tersebut.

Anak saya berusia empat tahun ketika ibunya pergi ke rumah adik saya. Anak itu menunjuk terengah-engah sambil mengatakan: "Ibu, nenek harimau, nenek harimau." Anak saya telah terbuka mata rohaninya untuk melihat penglihatan rohani. Dalam penglihatan rohani terkadang melihat harimau atau kucing, sehingga pada umumnya itu orang-orang yang marah. Benar saja, anak itu baru saja selesai berbicara, si nenek langsung benar-benar marah. Ketika anak saya masih di dalam rahim saya mulai berdoa memberkatinya. Jadi seperti Yakub memberkati anak-anaknya, demikian juga orang tua harus menjadi rajin untuk memberkati anak-anak mereka.

Saya sengaja mempersiapkan perpuluhan selalu di depan anak saya, dan sekarang saya melakukannya di depan cucu, harus bisa membiarkan anak-anak melihat bagaimana orang tua memiliki kehidupan iman. Ibu orang Israel adalah guru yang pertama bagi anak dalam mengajar anak-anak untuk berbicara dan juga bertanggung jawab untuk mengajar mereka hukum Taurat. Tidak peduli bagaimana diterimanya hukum Taurat, tetapi jika tidak menerima pendidikan hukum Taurat melalui ibu, maka orang ini seperti orang yang tidak disunat. Kita dapat melihat betapa pentingnya peran orang tua.

"Yakub," artinya anak kedua. Kebiasaan Alkitab adalah anak kedua dari pemilik tidak bisa menjadi pemilik berkat, hanya anak tertua dari pemilik dapat memilikinya. Begitu banyak sehingga Israel disebut anak tertua. Yakub, karena ia bukan anak tertua dari hidupnya sehingga ia sangat kesal, karena itu ia berdoa kepada Allah: "Ya Allah, biarkan aku menjadi pemilik berkat itu!" Alkitab mengatakan bahwa jika kita memiliki iman, kita dapat memerintahkan pohon ara agar tertanam di laut, dan itu akan mematuhi anda. Pohon ara adalah pohon yang sangat umum pada saat itu, bahkan iman yang seperti sebutir biji sesawi dapat memindahkan gunung, sedangkan jika tidak ada iman, maka bahkan pohon ara yang umum pun tidak dapat ditanam di laut, karena tidak menjadi pemilik.

Yakub putus asa dan ingin menjadi pemilik berkat, dan ia telah bergulat dengan malaikat, maka ia disebut "Israel" artinya "yang menang dengan kuasa Allah", yang merupakan kasih anugerah Allah yang diberikan kepadanya sebagai hak kesulungan. Mengandalkan berkat dan doa orang tuanya, Yakub menjadi Israel, orang yang sama sekali tidak mempunyai hak pemilik dan hak untuk mempunyai doa berkat tapi yang diberkati oleh orang tuanya.

Kita harus menentukan: "Saya harus memberkati anak-anak saya." Tidak ada yang bisa memberikan berkat berhasil, hanya Allah yang akan memberikan berkat untuk bisa berhasil. Hal ini berbeda dengan keberhasilan yang hanya terjadi secara kebetulan, orang tua harus memberkati anak-anak. Biarkanlah anak-anak diakui Allah, dibimbing oleh Allah untuk menjadi hamba Allah, dan tidak pernah menghujat Allah, hanya taat kepada Allah saja. Yang penting bagi anak bukanlah untuk menjadi presiden, tetapi untuk menjadi orang yang diberkati. Anak-anak tidak tahu nanti di masa depan bagaimana menggunakannya, tetapi ia harus menjadi orang yang sukses/berhasil. Biarkanlah anak-anak menjadi orang yang diberkati, yang menghormati harga diri Allah.

Jika anda lambat melakukan pendidikan iman menyeluruh pada anak dari usia dini, maka iman Kekristenan sulit untuk bertahan. Anak-anak Muslim dari usia dini sudah melakukan pendidikan menyeluruh, tetapi mereka tidak mengetahui Yesus. Kita harus mendidik pendidikan rohani, dan benar-benar mengajar anak-anak akan keberadaan roh dan jiwa, dan juga bahwa roh jiwa yang terkutuk akan menjadi roh kotor. Saat ini, karena orang-orang tidak mengetahui hal-hal rohani, itulah sebabnya mereka tidak tahu dan itu menjadi sebuah kesesatan. Mereka mengajarkan pendidikan Kristen yang dibuat-buat bahwa sejarah umat manusia adalah 6000 tahun, apakah benar? Alkitab tidak mengatakan demikian. Adam muncul sekitar 6000 tahun yang lalu, tetapi sejarah manusia jauh lebih lama dari itu.

Tahun lalu gereja kita di seluruh dunia memperkenalkan sistem gembala awam. Orang tua di dalam keluarga menjadi gembala. Ibu Musa menyelamatkan kehidupan anaknya dengan cara diam-diam menyembunyikan anaknya, maka tidak ada cara lain lagi dengan menyembunyikannya di dalam keranjang dan ditaruh di sungai. Ketika sang putri mengambil anak itu, adik anak itu menyarankan agar ibu Musa sendiri dijadikan sebagai perawat dan diperkenalkan ke sang putri. Inilah Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Meskipun ibu Musa melahirkan Musa, tetapi ia menyerahkannya untuk sang putri, dan dari sang putri ia dapat mengasuh anaknya.

Kita harus bisa menyatakan kepada Allah: "Ya Allah, anak ini adalah milik Allah, yang Engkau percayakan kepadaku, aku akan mengasuh dan membesarkan anak ini, kemudian menyerahkan dia kepada-Mu." Seperti ibu tadi yang mengasuh Musa, kita juga telah dipercayakan oleh Allah. Kita harus mengakui, "aku akan merawat umat Allah, dan kemudian mendedikasikannya untuk Allah. Hari ini, jika Allah menerima saya, saya akan melayani sebagai pengasuh dan guru utama untuk mengajarkan anak ini, lalu menyerahkan anak ini kepada Allah!" Setelah ibadah ia harus mempersembahkan, tetapi bila ia berkata "bagaimana bisa, ini adalah anak saya, saya ingin mengasuhnya dengan cara saya sendiri" ia tidak akan bisa bekerja apa-apa.

Saya dan istri saya kadang-kadang memiliki pendapat yang berbeda beberapa kali, tetapi kami tidak pernah bertengkar di depan anak dan cucu saya. Hanya ketika kami berdua bersama-sama saja bertengkar, tetapi di depan anak tidak pernah memperlihatkan amarah. Beberapa pasangan membiarkan anak untuk melihat pasangan bertengkar. Dalam hal ini, anak itu akan menjadi apa nantinya? "Jangan datang ke saya, pergi saja sana ke ibu kamu!" Bahkan suami dan istri, tidak boleh berbicara kepada anak dengan cara seperti ini. Kita diajarkan bahwa kita adalah guru utama bagi anak-anak Allah.

Ketika saya berkunjung ke sebuah keluarga, anak 4 tahun dari luar datang pulang ke rumahnya dan menendang pintu lalu berteriak, "Sayang!" Dia belajar dari ayahnya yang mabuk, hal-hal seperti ini bagi anak-anak tidak bisa dibiarkan mereka belajar dari orang tua mereka.

Ya Tuhan, saya mohon Engkau untuk mengampuni saya yang tidak memberi contoh kepada anak-anak saya.

Ya Tuhan, saya mohon Engkau untuk mengampuni saya karena tidak menjadi teladan bagi anak.

Ya Tuhan, saya bersedia untuk berubah, saya ingin terlahir kembali.

Ya Tuhan, mulai sekarang saya ingin menjadi guru rohani dan menjadi hamba Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar