"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Rangkuman Khotbah

  • Kebenaran (R) ke-3
Kebenaran (R) Ketaatan
Roma 5:12-21


Allah adalah Yang Maha Tinggi, Yang Maha Mulia. Allah menciptakan manusia, lalu mengangkatnya, membiarkan mereka diperlakukan sebagai anak-anak Allah. Seperti anak binatang diperlakukan sebagai binatang, manusia yang menjadi anak-anak Allah juga diperlakukan seperti Allah. Melalui iman di dalam Yesus kita telah menjadi anak-anak Allah, menerima perlakuan dan kemuliaan yang sama seperti Allah. Yohanes 10:35 mengatakan bahwa mereka yang menerima firman Allah disebut allah, maksudnya ialah bahwa mereka yang menerima firman Allah itu diperlakukan sama seperti Allah.

Meskipun malaikat memiliki keadaan yang lebih baik daripada kita, tetapi kita memiliki status yang lebih unggul dari malaikat. Wahyu 4:4 mengatakan: "Dan di sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta , dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka." Dua puluh empat tua-tua itu mengacu kepada 12 suku Israel pada Perjanjian Lama dan pada Perjanjian Baru itu kedua belas rasul-rasul serta orang-orang yang termasuk kepada mereka. Dua puluh empat tua-tua yang duduk di sekeliling takhta itu berarti bahwa mereka memiliki wibawa raja. Alkitab mengatakan bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat di masa depan (1 Korintus 6:3). Kita adalah raja sorgawi yang memperoleh kemuliaan. Di dalam Kristus kita telah menjadi anak-anak Allah, itu berarti bahwa kita telah menjadi orang-orang yang mewarisi kemuliaan sorgawi. Bahkan roh-roh najis mengakui hal ini dan gemetar. Tetapi orang-orang malah cenderung tidak mengakui hal ini.

Allah telah memberikan kita perintah agar kita hidup. Hanya perintah saja hidup kekal (Yohanes 12:50). Meskipun Yesus adalah Anak Allah, tetapi juga menaati perintah. Allah menciptakan manusia, mereka diperintahkan untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat, agar manusia hidup, akan tetapi manusia mendengarkan Iblis sehingga memakan buah itu, dan hasilnya manusia menjadi yang berdosa. Orang-orang dunia mengikuti adat istiadat dunia ini, berada di bawah pengaruh penguasa kerajaan angkasa yang bekerja di antara orang-orang durhaka (Efesus 2:1-3). Roma 8 juga mengatakan bahwa keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah (Roma 8:7).

Dalam Perjanjian Lama tidak menggunakan istilah iman, tetapi menggunakan istilah ketaatan; dalam Perjanjian Baru, menggunakan iman, bukan ketaatan. Ketaatan dalam Perjanjian Lama dan iman dalam Perjanjian Baru itu sama, perbedaannya ialah bahwa, ketaatan bukanlah milik sendiri, sementara iman adalah milik sendiri. Bilangan 23:19 mengatakan: "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta, bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" Ayat 20 mengatakan: "Ketahulah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya." Saat ini kita tidak dapat menolak berkat yang diberi Allah, tetapi beberapa orang karena tidak memiliki iman akhirnya menolak perintah Allah.


Dalam kehidupan iman saya menyelidiki di Alkitab tentang janji berkat yang difirmankan, akhirnya sungguh mengerti orang seperti apa yang diberkati. Alkitab mengatakan hari kudus adalah yang diberkati, jadi saya sungguh memelihara Hari Tuhan. Alkitab juga mengatakan: "Jangan mendengar nasihat orang fasik, jangan mengikuti jalan orang berdosa, jangan duduk bersama pencemooh. Tetapi yang kesenangannya hukum TUHAN, siang dan malam, berbahagialah mereka yang seperti itu! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, pada saat ia berbuah, daunnya tidak akan layu. Dan semua yang ia kerjakan menjadi makmur. Orang fasik tidak akan seperti itu, tetapi seperti sekam yang ditiup oleh angin." Allah ingin kita menerima berkat.

Allah memerintahkan kita untuk memberi perpuluhan agar kita menerima berkat, tetapi banyak orang ketika mendengar khotbah tentang perpuluhan mengeluh dan berkata: "Pendeta sedang ada proyek pembangunan, maka dia menekankan untuk memberi perpuluhan." Harus mengetahui bahwa perpuluhan tidak ada hubungan apa-apa dengan pembangunan, Alkitab adalah firman Allah yang tertulis. Allah berfirman, bahwa perpuluhan adalah berkat. Beberapa orang enggan untuk memberi perpuluhan dengan hati tulus, seolah-olah Allah merampas milik mereka. Matius 23:23 mengatakan: "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan iman. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan." Tidak hanya mempersembahkan perpuluhan, tetapi kita tidak dapat merusakkan harga diri Allah, kita tidak bisa menyalahkan Allah, tidak boleh merusak kebenaran Allah. Perpuluhan harus dilakukan, tetapi juga harus ada kebenaran, belas kasihan, dan iman. Jika mengeluh dalam hati akan persepuluhan, semuanya akan menjadi sia-sia.

Saya mengajarkan anak saya tentang perpuluhan dari kecil, meskipun saya tidak punya uang, tetapi saya menguasai hati saya dan bertobat mengakui perpuluhan di hadapan Allah, supaya jangan saya merusak harga diri Allah dan saya mencoba untuk sungguh-sungguh mengucap syukur. Jika ada bekas sedikit saja di hati saya saya langsung bertobat, sebab saya percaya berkat, maka setelah memberi perpuluhan saya bersiap untuk mempersembahkan dedikasi syukur. Apa yang kita syukurkan, itu sama dengan kita memiliki itu. Meskipun memberikan harta kepada anak cucu sebagai harta warisan, tetapi jika tidak meninggalkan berkat kepada generasi selanjutnya, maka warisan yang akan ditinggalkan hanyalah kutuk. Alkitab mengatakan, berkat yang Allah berikan turun sampai 1000 generasi, sedangkan kutuk akan sampai 3-4 generasi. Bahkan meskipun tidak mewariskan harta kepada anak cucu tetapi meninggalkan iman yang lengkap, keturunan pasti akan diberkati.

Perintah Allah itu untuk membawa kita kepada hidup yang kekal, di bumi itu membawa kita kepada kemakmuran. Kita harus diberkati saat berada di dalam daging ini, sebab pada saat meninggalkan tubuh, kesempatan itu tidak akan ada lagi. Kita harus mengenal bahwa semua perintah Allah adalah berkat dan hidup, oleh karena itu kita tidak bisa menolak berkat Allah. Katakan saja kalau saya berasumsi dengan mengatakan "Perpuluhan di dalam Alkitab adalah untuk orang yang ada di masa lalu, jadi kita tidak perlu melakukannya." Lalu tidak melakukan perpuluhan, maka nanti di hadapan Tuhan, orang-orang percaya akan membawa saya sebagai alasan, oleh sebab itu kita harus mengajarkan sesuai Alkitab.

Setiap awal tahun gereja kita menekankan membaca Alkitab satu kali, kita orang percaya diajak untuk memeriksa perkataan yang diucapkan pendeta apakah konsisten dengan Alkitab. Dalam Alkitab ada 3 pendapat mengenai perceraian: Paulus mengatakan: “Aku yang menyampaikan keselamatan kepadamu, sebagai orang yang diselamatkan pendapatku, kamu tidak bisa kehilangan keselamatanmu karena masalah keluarga, jadi jika masalah keluarga menyebabkan keselamatan terguncang lebih baik bercerai saja.” Ia menambahkan, bahwa ini bukan firman Tuhan, tetapi pendapat pribadinya sendiri; Musa berkata bahwa apabila bercerai harus melalui surat cerai; tetapi Yesus berkata bahwa tidak boleh bercerai. Orang mengatakan bahwa kata-kata Paulus itu baik karena tercatat dalam Alkitab, sehingga perceraian itu dari Alkitab. Tetapi kita harus mengetahui dahulu apa sebabnya Paulus dan Musa mengatakan seperti itu. Yesus mengatakan: “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian (Matius 19:8).” Kita belajar dari Berea bahwa seberapa baik yang dikatakan Paulus, tetapi bagaimanapun harus melihat bagaimana perkataan Musa; tidak peduli seberapa baik yang dikatakan Musa, tetapi bagaimanapun juga kita harus harus mendengarkan apa yang dikatakan Yesus. Jadi ketika pendeta berbicara mengenai perpuluhan, orang-orang percaya harus melihat apakah itu sesuai dengan yang ada di Alkitab.

Sekarang kita fokus pada kuasa. Dalam zaman hukum Taurat, tanda-tanda heran tidak terjadi secara universal, tetapi di dalam Inji tanda-tanda heran terjadi secara umum, sehingga setiap orang percaya harus memiliki kuasa. Injil adalah untuk semua orang. Perjanjian pertama itu antara Allah dengan Abraham, sedangkan Perjanjian Baru adalah perjanjian hidup kekal Allah bagi semua orang. Itulah mengapa kita memeriksanya di Alkitab bahwa ini benar. Kita percaya bahwa Yesus adalah kenyataan sebenarnya. Kita menyadari firman Allah ini adalah benar, maka kita taat sesuai firman ini.

Allah berfirman jangan makan itu karena pasti akan mati, tetapi Iblis mengatakan manusia boleh makan itu. Allah mengajarkan kita agar hidup, namun Iblis menentang hal ini. Tetapi di dalam firman Allah ada hidup, ada berkat. Hidup dan berkat tidak dapat dipisahkan. Kita percaya bahwa Allah adalah Yang mengatur kehidupan dan kematian, kutuk dan berkat Allah, Ulangan 30:19 mengatakan: "Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu."

Allah adalah Bapa kita, Anak taat kepada Bapa sampai Ia menyelesaikan segala sesuatu dan mati,kepada Anak-Nya Ia berfirman “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Apabila kita makan daging dan minum darah Yesus, ciri khas Yesus harus terwujud di dalam tubuh kita. Dengan demikian kita harus menaati Kristus sampai mati. Yesus berkata: “Firman-Ku adalah roh dan hidup.”

Pernah ada ilmu kedokteran tradisional Cina mengatakan, akan menemukan anatomi bahwa, warna organ dalam manusia itu warnanya berbeda-beda, jika memakan yang berwarna merah akan berfungsi pada organ berwarna merah seperti jantung, memakan yang kuning akan berfungsi pada organ yang berwarna kuning. Yesus Kristus adalah Anak Allah, Ia mentaati firman Allah, sampai mati. “Kamu harus makan daging-Ku dan minum darah-Ku” ini artinya kita harus memiliki ciri khas Yesus. Sama seperti Kristus mengakui di hadapan Bapa “Bukan kehendak-Ku yang terjadi, tetapi kehendak-Mulah yang terjadi” demikian pula, sehingga kita harus mentaatinya.

Ketaatan itu menghormati harga diri Allah. Ayah berkata kepada anaknya, jika anaknya mengatakan "Tidak!" Maka, bukankah ayah akan kehilangan reputasi? Meskipun ayah itu miskin, tidak mungkin untuk memberontak kepadanya. Demikian juga, kita harus menaati Allah Bapa kita.

Meskipun melakukan Perjamuan Kudus, tetapi jika tidak taat itu tidak ada artinya. Apa yang kita ingat akan Yesus dalam Perjamuan Kudus? Ia memutuskan untuk melakukan kehendak Bapa dan bagi murid-murid agar mengingat-Nya.

Semua perintah adalah berkat dari Allah, janganlah menolak berkat yang diberikan Allah. Karena Abraham mentaati perintah, sehingga menjadi akar berkat.

Hai roh jiwaku, janganlah menolak berkat!
Hai roh jiwaku, janganlah menolak berkat!
Hai roh jiwaku, janganlah menolak berkat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar