"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Rangkuman Khotbah

  • Kebenaran (R) ke-3

Perjamuan Kudus dan Kebenaran (R)
1 Korintus 11:17-34



Allah yang kita sembah adalah Bapa Yesus. Israel melayani Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai Allah mereka, melayani Allah. Melalui baptisan, kita bersatu dengan kematian dan kebangkitan Kristus, menjadi anggota tubuh-Nya, sehingga kita sekarang memanggil Bapa Kristus sebagai Bapa kita. Kita minum darah Kristus dan makan daging Kristus, dengan Kristus. Kristus adalah Kepala Gereja, kita adalah tubuh-Nya, Kristus dengan kita adalah satu.

Karena Allah memberikan kita Kristus, sehingga melalui Kristus kita memiliki pengampunan dosa dan menerima Roh Kudus. Allah telah membiarkan kita berada dalam Kristus. Yesus berkata: "Daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia."

Yesus memerintahkan kita untuk melakukan Perjamuan Kudus. Ini bukan ritual. "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya (Yohanes 2:19)" kata-kata Yesus ini untuk menghentikan upacara. Upacara itu hukum duniawi, bukan rohani. Karena Tuhan menghancurkan upacara, upacara tidak akan memberi apa-apa kepada kita, sehingga Perjamuan Kudus bukanlah sebuah upacara.

Darah dan daging Kristus tidak ada konsep alam, Ia adalah Firman yang menjadi daging, penuh dengan kemuliaan Anak Tunggal Allah, penuh kasih karunia dan kebenaran. Kristus memerintahkan "Makanlah daging-Ku dan minumlah darah-Ku," Kristus adalah pengharapan, kasih karunia, kebenaran dan kehidupan di dalam kita. Banyak murid yang mengikuti Yesus tidak mengerti arti dari kata-kata Yesus itu, tetapi kata-kata itu bukanlah yang abstrak/tidak jelas ataupun gagasan, dan itu bukanlah sebuah upacara yang baru.

Bagaimana bisa seorang ibu yang tak berpendidikan memiliki hati yang tulus? Jika mungkin, bahkan darah mereka pun ingin diberikan kepada anak-anak mereka supaya mereka bisa belajar. Namun jika anak-anak tidak dinasihati sehingga menghina ibu, bukankah ibu bisa begitu sedih? Kristus adalah Firman yang menjadi manusia, Dia dari pada mulanya mengenal Allah, Allah mengutus Dia ke dunia. Dia memberi kita firman seolah-olah Ia mecurahkan darah-Nya untuk kita, merobek tubuh-Nya sendiri untuk kita.

Allah memerintahkan bangsa Israel keluar dari Mesir sebelum memanggang domba, kakinya tidak boleh dipatahkan. Yesus disalibkan sementara kaki perampok yang lain dipatahkan, dengan pengecualian kaki Kristus tidak dipatahkan. Ia menjadi Firman Allah yang datang sebagai tubuh. Orang tidak bisa mematahkan Firman Allah. Maka betapa sulitnya memakan firman, namun itu harus dimakan semua. Maka kata Yesus: "Kamu, makanlah daging-Ku dan minumlah darah-Ku."

Perjamuan Kudus adalah perintah terkahir dari firman Yesus sebelum kematian-Nya di kayu salib. Kata-kata terakhir (wasiat) pada orang meninggal itu sangat kuat pengaruhnya, karenanya sakramen itu seperti kata-kata terakhir dari wasiat. Juga di dunia, hukum wasiat negara lebih kuat daripada kata-kata lainnya. Sama seperti itu, wasiat Perjamuan Kudus, itu adalah perintah Kristus untuk terakhir kali sebelum Ia mati. Ini lebih besar dari hukum perintah Tuhan yang menyempurnakan hukum Taurat. Tanpa mengetahui kenyataan bahwa saat makan roti dan minum cawan adalah untuk melakukan tubuh Kristus, ia makan dan minum dosanya sendiri. Yesus menanggung dosa kita agar kita tidak mengorbankan darah, tetapi jika tidak tahu apa artinya meminum dan makan roti, maka, itu adalah memakan dan minum dosanya sendiri.

Ibrani 10:26 mengatakan, bahwa jika melakukan dosa yang disengaja setelah mengenal kebenaran, tidak ada korban lagi untuk dosa itu. Yang ada hanya kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. Kristus adalah Firman yang datang sebagai manusia, Allah telah memberi-Nya kepada kita dan dengan Firman memberi kita kasih karunia dan kebenaran. Jadi kita menerima firman Kristus Yesus seperti kita makan daging dan minum darah Yesus yang sama.

"Makanlah daging-Ku dan minumlah darah-Ku," ini bukan kata-kata Tuhan untuk memperkuat daya tarik penggunaan cara khotbah-Nya, tapi benar-benar memberikan tubuh dan darah-Nya kepada kita. Dia mengatakan: "Daging-Ku bagi kehidupan dunia adalah hadiah", firman-Nya: "Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku." (Yohanes 12: 49-50). Kita percaya Yesus untuk memiliki hidup yang kekal, jadi makan daging-Nya dan minum darah-Nya mengacu pada percaya firman-Nya.


Kita memandang Kristus sebagai Firman untuk minum darah-Nya dan makan daging-Nya, dengan hati yang tulus melakukannya dan mengingatnya. Amanat ini adalah perintah-Nya. Terutama kita harus ingat bahwa, saya tidak bermaksud mengajak kita untuk mengingat masa lalu. Ibrani 3 mengatakan, "Hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu." Itu artinya pada saat itu, orang-orang mengeraskan hatinya pada firman Allah sehingga binasa, dan hari ini kita tidak menerima amanat dengan mengeraskan hati, tetapi menerima amanat ini.

Kita harus memahami firman Tuhan dengan baik dan benar. Ketika Musa berada di padang gurun Sinai, seorang malaikat dari semak-semak muncul kepada Musa dalam nyala api, ia berkata: "Musa, tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Yesus mengatakan: "Kamu sesat! Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup." (Matius 22:29-32). Kita harus memahami arti dari firman ini dengan lebih baik.


Allah memberikan Abraham perjanjian berkat. Setelah kematian Abraham, Allah bersumpah kepada Ishak dengan berkat ini, setelah kematian Ishak, Allah memberikan berkat ini kepada Yakub, dan ketika Yakub mati, itu diberikan kepada keturunannya sebagai perintah dan peraturan. Allah membuat perjanjian dengan Abraham, perhatian Allah setelah kematian Abraham berpaling ke anaknya Ishak. Karena Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah yang hidup. Kemudian Ishak juga meninggal, tetapi janji Allah tidak mati. Jadi Allah memberikannya kepada Yakub yang hidup, dan setelah kematian Yakub, Allah memberikannya kepada anak-anak dan cucu-cucunya menjadi perintah, peraturan, dan ketertiban. Maka Mazmur 105:9-10 mengatakan: "Perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak; diadakan-Nya hal itu menjadi ketetapan bagi Yakub, menjadi perjanjian kekal bagi Israel.
" Sekarang Allah memberikan berkat kepada Yakub sebagai hukum, dan berjanji akan memberikannya dalam iman di dalam Kristus. Jadi yang kita dapatkan bukanlah hukum/peraturan, tetapi iman yang adalah janji yang diberi oleh Allah. Allah tidak berdialog dengan orang mati, Dia adalah yang berdialog dengan orang yang hidup.

Beberapa orang berdoa; doa pagi, doa malam, doa puasa, dan berpuasa juga ketika dia mempunyai masalah. Apabila ada malaikat bertanya kepada Allah: "Allah, mereka berdoa dari pagi sampai malam dengan begitu antusias, mengapa Engkau tidak membayar perhatian mereka dan tidak memenuhi keinginan mereka?" Allah akan berfirman kepadanya: "Kamu tidak bisa mengambil roti yang disediakan kepada anak-anak dan melemparkannya kepada anjing. Meskipun mereka berseru dari pagi sampai malam, tetapi Aku tidak akan memberikan hal yang baik untuk orang yang mengemis, Aku hanya ingin memberikannya kepada anak-anak-Ku saja. Anak-anak-Ku adalah yang menerima perjanjian-Ku, tetapi orang ini tidak lahir baru, sehingga ia bukanlah anak-anak-Ku. Aku tidak perlu mempedulikan tentang mereka."

Saat ini, sejumlah orang berpikir bahwa berdoa banyak adalah iman yang baik, tentu saja, banyak berdoa itu baik, tetapi jikalau itu bukan/tidak ada pemberian janji Allah maka tidak ada hubungannya, itu hanya mengemis, bukan iman. Iman adalah memiliki janji yang diberikan Allah, terlepas dari mereka yang tetap terjaga sepanjang malam meminta dan berdoa yang mana orang-orang berhala juga lakukan. Berusaha untuk memenuhi keinginan mereka, itu bukanlah iman. Kita adalah orang-orang yang memiliki iman yang diberikan Allah, dengan kata lain kita harus memberitahukannya kepada orang. Yesus memerintahkan: "Makanlah iman firman yang diberikan Allah!" Dia ingin daging dan darah Allah yang diberikan pada kita agar masuk ke dalam kita.

Kita tidak melakukan Perjamuan Kudus untuk mengenang masa lalu. Allah bukanlah untuk orang mati, dan berbicara kepada orang yang mati, namun Ia berbicara pada kita yang makan daging Kristus dan minum darah Kristus. Saat ini ada banyak orang tidak mendengar firman Allah sebagai Allah yang memberikan firman-Nya hari ini, tapi menganggapnya sebagai Allah yang memberikan kata-kata terakhir bagi orang yang mati itu. Mereka menempatkan firman Tuhan sebagai Firman Allah kepada Petrus, Firman Allah untuk orang buta supaya mengingatnya. Perjamuan Kudus adalah peringatan yang hari ini kita peringati, dengan kata lain untuk menerima dan percaya apa yang Allah firmankan.

Kita harus mengintrospeksi tentang bagaimana mereka menerima perintah. Banyak orang mendengarkan firman Tuhan ia berkata: "Ini adalah firman Allah yang dikatakan kepada Abraham, Ishak." Firman Allah yang dikatakan dan didengarkan pada masa lalu. Tapi Allah tidak berbicara kepada yang mati, dan Allah adalah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Allah itu satu, tetapi orang selalu berubah karena kehidupan manusia terbatas. Firman tidak berubah, tetapi karena orang tersebut telah meninggal, jadi sekarang perintah firman ini masuk ke dalam diri kita dengan iman. Sekarang kita harus tahu bahwa ini adalah firman Tuhan yang difirmankan untuk kita pribadi.

Saat ini ada banyak orang acuh tak acuh terhadap firman Allah, hanya dengan masalah yang mereka hadapi, mereka berseru kepada Allah, dan berpikir bahwa ini adalah iman. "Iman akan memindahkan gunung" iman Kristen yang sekarang jauh dari firman ini, orang-orang hanya berharap keberuntungan. Kita harus mengakui bahwa Allah berkata kepada kita saat ini juga, dengan demikian Allah mengakui orang ini dalam pekerjaan-Nya.

Firman Allah bukanlah yang ada pada saat zaman dahulu, tetapi firman itu sekarang dikatakan kepada kita. Perhatian Allah sekarang hidup bagi kita. Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah kita. Abraham meninggal, menunjukkan bagaimana imannya di hadapan Allah akan dihakimi dengan Firman Tuhan, sekarang kita harus mematuhi Firman Allah yang diberikan pada kita. Kita tidak sedang mendengar dan mengingat kata-kata masa lalu, tetapi mendengarkan Firman Tuhan yang difirmankan pada kita saat ini juga. Sekarang Roh Kudus bekerja di dalam diri kita, kita harus membiarkan firman Allah tinggal di dalam kita.

Mari roh jiwaku, tariklah perhatian Allah!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar