"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Rangkuman Khotbah

  • Kebenaran (R) ke-3
Pentahbisan dan Kebenaran (R)
Kisah Para Rasul 13:1-3


Allah yang kita sembah Roh. Manusia hanya bisa mengakui gambar nyata yang hanya bisa dilihat oleh mata dan tubuh, tetapi dia tidak akan dengan mudah menyadari atau mengakui hal-hal yang tidak terlihat oleh mata. Memang tidak mudah untuk menyimpulkan sesuatu hal yang bukan gambar yang nyata. Sebagai contoh, hati tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi hati memiliki kemampuan untuk menangani hal-hal yang dilihat.

Meskipun orang-orang menyadari apa yang dilihat dari dalam tubuh ialah gambar nyata, tetapi tubuh merupakan keberadaan sementara yang seluruh hidupnya harus kembali ke debu tanah. Allah menentukan bahwa semua tubuh diciptakan untuk makan makanan dan minum air agar bertahan hidup, tidak ada pengecualian apakah itu tubuh binatang maupun manusia. Tetapi tidak seperti binatang, manusia memiliki rasional, rasional harus memakan pengetahuan. Tubuh, tidak peduli seberapa baik, tetapi jika rasionalnya tidak menerima pengetahuan, maka tidak akan bisa mengatasi pengetahuan keberadaan masyarakat seperti dinding tebal yang tidak kelihatan. Binatang memiliki fungsi rasional yang sama dengan manusia, tetapi itu hanya kondisi rangsangan reflek dari luar, itu sebenarnya bukan rasional, hanya bisa disebut jiwa yang merasa.


Bagi manusia, dibandingkan dengan tubuh dan rasional, yaitu roh. Makanan yang dibutuhkan roh adalah firman Allah. Yesus mengatakan: “Kamu harus memakan daging-Ku, dan minum darah-Ku, firman-Ku adalah roh”, 
juga mengatakan “Kamu harus menerima Roh Kudus.” Pengetahuan yang di dalam rasional dan seluruh momen hidup dalam tubuh itu semuanya terhapus, sementara roh memakan firman Allah selamanya. Firman Allah bagi roh adalah makanan hidup kekal sampai di Sorga selamanya.

Kita percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, Kristus. “Kristus” artinya “Yang diutus” atau “Yang diurapi.” Dalam Alkitab saudara dapat melihat ada 3 macam tugas dari pengurapan minyak ini.

Pertama, raja yang diurapi dengan minyak. Raja tidak dapat melakukan apa saja, tetapi diatur dari Sorga, sehingga di masa lalu raja disebut raja dari Sorga. Orang tidak berpikir bahwa raja yang tidak mendapat pengakuan dari Sorga, disebut kafir. “Kristus” itu berarti Raja, Raja adalah hakim. Yesus adalah Kristus, yang berarti bahwa Yesus adalah Hakim. Ia dapat mengirim ke neraka agar binasa, Hakin dapat membiarkan orang hidup menerima kemuliaan. 

Kedua, nabi yang diurapi dengan minyak. Nabi adalah yang menyampaikan firman Allah dan sebagai perantara antara Allah dan manusia. Firman Allah bukanlah yang dari masa lalu, tetapi untuk memenuhi hal-hal yang ada di masa depan. Kita mendengar firman yang mengenai masa depan untuk memperoleh kemuliaan. Maka Alkitab juga menyebut firman Allah itu “roh nabi.” Kristus sebagai Nabi mengatakan: “Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku” (Yoh. 12:49-50).

Ketiga, imam besar yang diurapi dengan minyak. Imam besar dihadapan Allah sebagai perantara dedikasi orang-orang kudus. Imam besar memasuki tempat kudus untuk menggantikan manusia dan membayar harga dosa, jadi imam besar harus memiliki korban. Acara di dalam Perjanjian Lama itu kiasan, oleh karena itu menggunakan darah binatang untuk menebus dosa, akan tetapi darah binatang tidak dapat menebus dosa manusia. Yesus Kristus sebagai Imam Besar dengan darah-Nya sendiri datang ke hadapan Allah untuk menebus dosa manusia, maka Ibrani 10:19 mengatakan: “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus.”

Itulah, Kristus sebagai Raja, Nabi, dan Imam Besar yang diurapi. Di dunia ada banyak kristus-kristus palsu. Beberapa orang mengklaim diri sebagai hakim, beberapa orang mungkin bisa tertipu; beberapa orang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang nabi, beberapa orang mungkin juga bisa tertipu; tetapi jika seseorang mengatakan “aku seorang imam besar”, kita dengan pasti dapat mengatakan bahwa ini palsu.


Sebagai Imam Besar, Kristus mati, juga bangkit, satu-satunya cara untuk membawa darah-Nya sendiri di hadapan Allah. Mencoba mengaku sebagai hakim atau nabi mungkin bisa saja ada, tetapi tidak ada yang berani mengaku sebagai Imam Besar. Karena tidak ada yang bisa mati bagi umat manusia, Yesus sendiri mati bagi umat manusia dan bangkit sesudah tiga hari lalu naik ke Sorga.

Sebelum naik ke Sorga, Yesus mengutus murid-murid-Nya. Pohon memiliki batang, di atas batang ada ranting besar, di atas ranting besar ada ranting-ranting kecil. Seperti semua cabang memiliki karakteristik yang sama dari pohon, murid-murid Kristus memiliki karakteristik Kristus. Yesus memanggil murid-murid-Nya, Ia berkata kepada mereka: “Pergilah, muridkanlah semua bangsa, dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Apabila kamu mengampuni dosa orang, dosanya akan diampuni”, kemudian mengutus mereka. Seperti ini, pengutusan dan pengurapan itu sama.

Tempat pertama pengurapan dan pengutusan ada di Antiokhia. Itu bukan Yerusalem karena penganiayaan yang sangat kuat, sehingga para rasul memikirkan bahwa Antiokhia sebagai pusat. Di sana ditahbiskan penilik, penatua atau pendeta, dan mengutus mereka ke lapangan. Sama seperti Allah mengurapi dan mengutus Anak-Nya ke dunia, dan sama seperti Yesus mengutus murid-murid-Nya, murid-murid sekarang mengurapi Paulus, dan ia diutus sebagai misionaris.

Dan itu terus sampai sekarang kepada pendeta. Pendeta adalah gembala gereja yang telah dibeli oleh darah Allah sendiri dan ia seorang yang diurapi (Kis. 20:28). Alkitab menunjuk kepada orang tersebut bahwa ia adalah penilik atau penatua. Penatua yang dibicarakan di sini bukanlah orang-orang awam, tetapi penatua adalah yang menggembalakan, itu disebut penilik. Pendeta adalah orang-Nya Roh Kudus, dengan kata lain umat Allah yang diurapi.

Di masa lalu ketika domba dikorbankan, pertama-tama tanduknya dipotong. Ketika domba jantan ingin mendapatkan domba betina, sesama domba jantan mereka berkelahi dengan menggunakan tanduk, sebelum diletakkan tangan di atas kepala domba, terlebih dahulu tanduknya dipotong, demikian juga dalam pentahbisan pendeta berdiri dengan keinginan-keinginan duniawinya dipotong. Orang yang ditahbiskan dan dipotong tanduknya harus mengenal bahwa ia adalah korban.

Seperti yang kita bicarakan sebelumnya, pentahbisan itu “pengurapan minyak”, Alkitab menunjukkan bahwa, “mengurapi dengan minyak” artinya mengurapi dengan Roh Kudus. Tentu saja, dalam Perjanjian Lama benar-benar menuangkan minyak, tetapi itu hanya kiasan, sekarang bukan dengan minyak tetapi mengurapi dengan Roh Kudus. Jadi bagaimana kita bisa tahu diurapi dengan Roh Kudus? Sementara tidak ada yang bisa melihat Roh Kudus dengan mata, tetapi Paulus bertanya kepada orang percaya di Efesus “Ketika kamu percaya, apakah kamu menerima Roh Kudus?” Kita dapat mengetahui, bahwa kita benar-benar dapat mengalami hal menerima Roh Kudus.

Roh Kudus di dalam kita dengan nama Yesus di dalam kita adalah sama. Yesus mengatakan: “Kamu akan mengusir roh najis dalam nama-Ku” (Mar. 16:17), dan Ia menambahkan “Tetapi jika Aku mengusir roh najis dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Mat. 12:28). Dapat dilihat bahwa, mengandalkan nama Yesus itu sama dengan pada Roh Kudus. Dalam nama Allah, Roh Kudus berdiam di dalam kita (Yoh. 14:26).

Setelah Salomo selesai mendirikan Bait Allah ia mengakui: “Aku membangun Bait Suci ini bukan untuk menerima atau mempersiapkan bagi Allah suatu rumah di dalamnya, melainkan menjadikan tempat untuk melayani nama Allah” (2 Taw. 6:20). Bait Allah adalah tempat di mana nama Allah berada, oleh sebab itu dari perkataan di atas kita adalah bait Allah juga. 1 Korintus 3:16 mengatakan: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” Oleh karena itu, Roh Kudus di dalam kita berarti nama Allah di dalam diri kita.

Di dunia ini, tidak ada nama lain lagi yang Allah berikan yang oleh karenanya manusia dapat diselamatkan (Kis. 4:12), hanya dengan percaya nama Yesus saja manusia dapat menerima kuasa menjadi anak-anak Allah. Menerima nama Allah ini adalah fakta oleh karena Roh Kudus datang dan menyaksikannya (Rm. 8:16). Pendeknya, Roh Kudus dengan pasti datang dalam nama Yesus. Maka Roh Kudus menilik/mengangkat itu berarti menilik/mengangkat dalam nama Yesus.

Perintah kedua dari sepuluh perintah Allah menunjuk kepada yang menyembah berhala keturunan ketiga sampai keempatnya akan dikutuk, tetapi menurut firman Yesus “Semua dosa akan diampuni”, dosa penyembah berhala bisa diampuni. Namun ada dosa yang tidak dapat diampuni baik sekarang maupun di dunia yang akan datang, yaitu penghujatan akan nama Allah. Alkitab mengatakan bahwa ada dosa yang mendatangkan maut dan ada dosa yang tidak mendatangkan maut (1 Yoh. 5:16), dosa yang mendatangkan maut mengacu pada tidak adanya pengampunan dosa. Alkitab memberitahu kita bahwa bahkan untuk orang-orang yang melakukan dosa tersebut, kita tidak harus berdoa untuknya. Yesus mengatakan bahwa apabila hanya mengatakan sepatah kata saja melawan dan menentang Roh Kudus, sekarang, maupun di dunia yang akan datang tidak akan diampuni (Mat. 12:32). Ini berarti bahwa orang-orang yang menyalahgunakan nama Allah tidak dapat diampuni. Dapat dilihat bahwa, menghujat Roh Kudus dan menghina nama Allah adalah dosa yang sama.

Menurut Alkitab ada 2 jenis pelayanan dalam Kekristenan, yaitu pendeta dan diaken. Ketika pendeta ditahbiskan, tanduknya dipotong terlebih dahulu itu memotong seluruh keinginan dunianya, jika masih berada di dunia dan memiliki keinginan dunia dia tidak bisa menjadi pendeta, istri pendeta juga harus meninggalkan dunia bersama-sama dengan pendeta. Orang-orang yang ditahbiskan menjadi pendeta itu yang nama Allah diukir dalam hatinya.

Setelah gereja kita tumbuh sebagai tempat berkumpulnya orang-orang kudus yang tidak cukup lagi, oleh karena itu pusat mendirikan gereja-gereja cabang. Dan gembala tidak dapat pergi mengunjungi cabang-cabang gereja satu per satu untuk menggembalakan mereka, sehingga mengutus pendeta ke setiap masing-masing gereja.

Sebuah keluarga dengan orang tua sebagai pusatnya, pada orang tua itu memiliki anak dan cucu, gereja juga serupa. Bahkan jika akan praktek di lapangan sebagai pendeta, untuk menjadi pendeta yang ditahbiskan, ia harus menjadi penginjil dulu untuk beberapa tahun. Karena kehidupan iman di dalam gereja berkumpul bebagai macam orang, ada orang tua yang lebih tua, ada anak-anak yang menyusui; ada yang kaya, ada yang miskin; ada yang berpendidikan tinggi, ada yang tidak berpendidikan.


Kita mengalokasikan pendeta ke lebih dari 50 cabang di masing-masing cabang gereja, dan selama dua tahun membiarkan mereka dirotasi. Ini supaya dalam penggembalaan, para pendeta dapat mengalami lebih banyak pengalaman sehingga penggembalaan menjadi lebih baik, hal ini benar-benar rumit. Namun masih ada beberapa orang yang mengeluh bahwa: “Setiap kali mengirim pendeta ke gereja kami selalu mendapat yang tidak berpengalaman.” Harus mengenal bahwa sebenarnya tidak boleh untuk menghina gereja seperti ini, ini hanya sudah terjadi.

Pendeta adalah orang yang diurapi Roh Kudus, dia adalah orang yang ditahbiskan dalam nama Allah. Orang-orang percaya yang mengomentari dan mengkritik orang yang ditahbiskan Allah, itu sungguh sangat berbahaya bagi roh jiwanya. Pentahbisan adalah harga diri Allah, jadi pendeta yang ditahbiskan dalam nama Allah adalah harga diri Allah. Allah tidak menghakimi dengan memandang bulu. Yosua meskipun pendek, tetapi menaklukkan orang-orang Kanaan yang jauh lebih tinggi dari mereka. Yesus tidak memiliki penampilan yang elok, tidak ada orang yang berpenampilan bagus yang iri terhadap-Nya (Yes. 53:2). Allah bahkan mentahbiskan orang yang tidak tampan, tetapi kebenaran Allah ada padanya.

Sehingga 1 Korintus 1:26-29 mengatakan: “Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.”


Mereka yang mengeluh kepada Musa tidak ada satu pun yang masuk ke tanah Kanaan, semuanya mati di padang gurun. Oleh sebab itu 1 Korintus 10:10-11 mengatakan: “Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.”

Apabila menjadi sombong lalu mengeluh dan menyalahkan orang yang ditahbiskan, di dalam roh jiwanya akan ada kutuk yang sangat fatal. Sebab mereka adalah orang-orang yang ditahbiskan dalam nama Allah. Yesus berkata, semua dosa akan diampuni, tetapi tidak ada pengampunan apabila berdosa terhadap Roh Kudus. Ibrani 10:26 dst mengatakan, bagi yang menghujat Roh Kudus, tidak ada korban lagi bagi mereka untuk bertobat. Jadi jangan pernah meremehkan pendeta melalui penampilan, harus mengingat bahwa di dalam dia ada nama Allah.

Saul tampak tampan di mata orang-orang, tetapi Allah telah meninggalkan dia. Sebaliknya, Daud tampaknya orang yang sangat rendah hati, tetapi ia cocok dengan hati Allah. Allah bahkan dapat mengangkat orang yang buruk dan miskin dalam penampilan apabila ia dibutuhkan, mentahbiskannya sebagai pendeta.

Tahun ini saya akan banyak mentahbiskan pendeta, orang yang memiliki kemampuan masuk ke dalam pelayanan pendeta, orang yang tidak memiliki kemampuan dikeluarkan, membiarkan mereka memikirkan dan merenungkannya sebelum mereka pergi. Apabila tidak sadar juga, yang ada hanya keluar saja. Untuk meredam ketidakpuasan orang-orang percaya, kita hanya dapat melakukannya. Tetapi ini merupakan tugas gembala untuk melakukannya, dan bukanlah orang-orang percaya. Harus mengetahui bahwa orang-orang kudus yang menghina pendeta yang ditahbiskan oleh Roh Kudus, itu melawan Roh Kudus.


Ketika orang-orang kudus di Yerusalem sudah mencapai 50.000 orang, menetapkan 7 diaken. Tujuan dari tugas diaken adalah untuk menyediakan banyak hal-hal yang diperlukan bagi gereja sementara pendeta melakukan hal yang lain, diaken adalah tugas beban yang dibagikan dari pendeta. Seperti Simon orang Kirene menanggung salib Yesus, orang yang menanggung beban yang dibagikan dari pendeta ialah diaken, maka diaken itu ditahbiskan.

Ketika jemaat Yerusalem mencapai 50.000 orang, hanya ada 7 diaken, kalau sekarang jemaatnya ada 140 orang, diakennya 140 orang. Hal ini menunjukkan bahwa diaken mereka tidak bekerja. Menurut Alkitab, apabila diaken tidak bekerja maka dikeluarkan, tetapi gereja sekarang tidak melakukannya sesuai Alkitab, tetapi menetapkan diaken yang lain, dan terus berula-ulang, hasilnya semua orang percaya telah menjadi diaken. Diaken di gereja melakukan pekerjaan pelayanan yang kasar atau kotor, Roh Kudus yang menetapkan tugas itu.

Gereja Yerusalem memiliki 7 diaken yang di antaranya Stefanus yang menjadi martir, Filipus penginjil, Alkitab juga tidak terlalu jelas menyebutkan semua nama-nama, dan ada juga Nikolaus seorang guru yang menjadi yang menentang. Nikolaus dan orang-orang yang tidak puas membuat sebuah organisasi. Di dalam gereja ada seperti kanker yang berada di dalam tubuh. Tubuh hanya memiliki organ sendiri, jika menghasilkan organ yang lain, itulah kanker. Melahirkan organisasi lain di dalam organisasi gereja, ini adalah masalah yang sangat serius, oleh karena itu Roh Kudus membenci Nikolaus (Wah. 2:6).

Rasul Paulus memikirkan bahwa diaken yang ditahbiskan itu harus diuji dahulu, ia menunjukkan kondisi khusus untuk pentahbisan, sebagai contoh, bagi orang yang baru percaya dan orang yang kehidupannya rumit itu dikecualikan, melihat bagaimana istri dan anak-anak dari calon orang yang ditahbiskan ini dan lain-lain. Karena ditahbiskan dalam nama Allah, maka tidak boleh sembarangan. Orang yang ditahbiskan adalah orang yang diurapi, dengan kata lain orang yang diangkat Roh Kudus.

Diaken yang ditahbiskan dapat membaptis orang, tetapi tidak dapat melakukan Perjamuan Kudus. Di beberapa tempat, beberapa orang percaya bersama-sama melakukan Perjamuan Kudus, hal ini tidak bisa diterima. Ketika Yesus memecahkan roti Ia tidak mengatakan “Kamu lakukanlah dan makanlah sendiri”, tetapi Ia sendiri memecah-mecahkan roti dan mengatakan “Inilah tubuh-Ku.” Gereja dengan pasti harus memiliki pendeta yang ditetapkan Roh Kudus. Bukan karena firman “Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka,” sehingga dua atau tiga orang yang berkumpul bersama-sama adalah gereja.


Menghormati yang ditahbiskan oleh Roh Kudus itu menghormati Roh Kudus, yaitu, menghormati nama Yesus. Dalam Gereja, hal apa saja yang dianjurkan oleh orang yang ditahbiskan, orang-orang kudus harus menghormati pandangan mereka dan bekerja sama. Pentahbisan adalah kebenaran dan harga diri Allah.

Mari roh jiwaku, carilah kebenaran Allah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar