"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Rangkuman Khotbah


  • Kebenaran (R) ke-2

Musa dan Elia dan Kebenaran (R)
Matius 17:1-8


Allah yang kita sembah berada di Sorga. Di dunia ini sangat banyak ilah-ilah. Mereka membuat manusia kacau, bingung, tersesat, bahkan menyiksa manusia dan dengan demikian menjadi alasan untuk terpisah dari Allah agar manusia dihukum oleh Allah. Iman kita dapat mengenyahkan ilah-ilah dunia dan tertuju kepada Allah.

Kita adalah yang harus mengenal Allah. Allah yang kita sembah adalah yang satu-satunya. Yahudi, Islam, dan Kristen adalah yang percaya Allah satu-satunya. Agama lain menyatakan menyembah Allah yang satu-satunya. Tetapi kita orang Kristen harus mengenal Allah satu-satunya dan Yesus yang diutus. Yohanes 17:3 mengatakan "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." Orang dunia telah mengenal Allah satu-satunya tetapi mengapa masih harus mengenal Anak Allah yang diutus-Nya lagi? Dari pandangan orang Yahudi ini sulit diterima. Tetapi inilah yang Firman Allah ingin sampaikan kepada dunia. Allah satu-satunya, itu artinya, hanya Allah satu-satunya yang memiliki gambar wujud (Kejadian 1:26) dan Yesus Kristus adalah Gambar Wujud Allah (Ibrani 1:3; 2 Korintus 4:4; Kolose 1:15). Demikian kita sebagai Gereja Kristus harus mengenal Allah yang satu-satunya dan Kristus. Maka kita adalah yang percaya dan mengenal Bapa dan Anak-Nya. Tetapi bagaimana menjelaskan hal ini? Tanpa Roh Kudus dan Kebenaran (T) tidak mungkin.

Sebuah agama terbentuk oleh karena pengalaman seorang pemimpin mereka yang mencapai titik pencerahan ataupun pengalaman misterius. Pengalaman itu disusun secara sistematis dan dijadikan dogma, isme, atau kepercayaan. Dengan agama itu ingin bertemu Allah, itulah mistik. Iman Gereja Kristus bukanlah yang mistik karena ada Firman yang dari padamulanya. Kematian Yesus bukanlah karena nasib buruk tetapi sesuai dan menggenapi firman ini.

Nubuatan tentang Yesus itu disampaikan oleh para nabi sekitar 400 SM/BC (Before Christ) dan Yesus datang sesuai nubuatan itu. Maka nubuatan para nabi dan Yesus itu selaras. Untuk itu kita adalah saksi, saksi dari penggenapan nubuatan mengenai Yesus sendiri. Apa yang menjadi nubuatan nabi, digenapi oleh Yesus dan menjadikan kita saksi dari sebuah Maha Karya Agung Allah. Iman orang Kristen disebut Iman Pewahyuan maksudnya iman yang berdasarkan pada pewahyuan Allah. Tanpa pewahyuan Allah Iman orang Kristen hanya menjadi mitos. Bila pemimpin agama lain tidak ada nabi namun bagi Yesus ada nabi. Nabi memiliki arti yang melihat terlebih dahulu, penuntun. Kita harus mengakui hal ini sebagai iman.

Sayangnya kegiatan berdoa, beribadah, memberi persembahan mirip dengan kegiatan agama atau para pengikut dogma. Maka banyak yang salah sangka. Kita adalah yang percaya Firman BUKAN dogma. Itulah mengapa Allah memerintahkan kita untuk mengenal Allah yang satu-satunya dan mengenal Yesus Kristus juga (Yoh. 17:3). Inilah yang harus kita mengerti dengan jelas.

Sebelum Kristus, pada Perjanjian Lama Allah mengirim Hukum Taurat dan para nabi. Allah memberi Hukum Taurat kepada Musa dan para nabi menafsirkannya. Hukum Taurat dan para nabi berada pada zaman yang sama. 

Hukum Taurat adalah yang menetapkan dosa dan menyatakan tidak ada seorang pun yang tidak berdosa. Karenanya menetapkan semua manusia itu berdosa. Dengan jalan ini Hukum Taurat merupakan yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus karena Kristus hanya memanggil dan menyelamatkan orang berdosa, bukan orang benar. Apabila ada satu orang benar saja di dunia ini, Kristus tidak perlu datang. Yesus adalah Orang Benar, maka Dialah Tuhan dan Juruselamat.

Ketika Yohanes Pembatis ditanya "Apakah engkau nabi?" Yohanes menjawab "Aku adalah suara yang berseru di padang gurun yang menyiapkan jalan bagi Tuhan." Demikianlah nabi adalah yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan, menyampaikan maksud Hukum Taurat, dan menegur dosa.

Hukum Taurat itu menetapkan dosa. Kita harus tahu bahwa Hukum Taurat yang ditafsirkan dan disempurnakan oleh Yesus itu jauh lebih mengerikan, yakni Hukum Taurat Yesus. Hanya menempatkan sesuatu dalam pikiran saja sudah berdosa.

Ada perbedaan sedikit antara Hukum Taurat dan para nabi meskipun mereka ada di zaman yang sama. Seperti ini:

Hukum Taurat menetapkan dosa tetapi para nabi menyampaikan pengharapan seperti Injil dalam Perjanjian Lama.

Hukum Taurat: "Kamu berdosa, kamu akan mati."
Nabi               : "Kamu akan hidup."
Hukum Taurat: "Upah dosa ialah maut."
Nabi               : "Akan datang Seorang Penebus, nantikanlah Dia!"

Kristus adalah Hakim dan Penyelamat. Meski ada perbedaan antara Hukum Taurat dan para nabi, tetapi titik akhir seluruh Perjanjian Lama ialah YESUS. Dialah Hakim Agung yang menyelaraskan Hukum Taurat dan para nabi. Yohanes 16:9 & 3:17-18 mengatakan kalau tidak percaya akan binasa.

Apa itu persamaan Musa dan Elia? Mereka berdua adalah yang menjaga harga diri Allah. Musa menghabisi semua yang kacau rohani di gunung Sinai yang menyembah berhala dan berdoa "Saksikanlah bahwa Allah adalah Yang hidup dan aku adalah hamba yang diutus-Nya." Elia juga menghabisi semua nabi palsu dan orang yang kacau rohani pada zaman nabi-nabi dan berdoa "Saksikanlah bahwa Allah adalah Yang hidup dan aku adalah hamba yang diutus-Nya." Pada zaman mereka harga diri Allah begitu dimuliakan.

Mereka berdiri di samping Yesus. 2 Korintus 4:4, Injil sekarang adalah yang kacau. Tetapi kita harus tinggal di dalam kebenaran, yang menguduskan dan membersihkan kita, Kebenaran itu bersih (Yohanes 17:17; Ibrani 12:4). Kita kudus dengan firman, maka janganlah kita kacau rohani supaya tidak binasa saat kedatangan Tuhan kedua kali. Kekacauan rohani begitu mengerikan.

Tak ada yang dapat luput dari Hukum Taurat, bahkan Yesus menguatkannya. Yesus adalah satu-satunya jalan. Murid-murid mengira, Musa, Elia dan Yesus adalah setara, tetapi Allah menyatakan lain. Musa dan Elia hilang, dan hanya Yesus yang tertinggal dengan pernyataan Allah, bahwa Dia adalah Anak yang dikasihi-Nya. Musa dan Elia mempunyai persamaan, mereka membunuh orang yang kacau rohani, dan mereka menjaga harga diri Allah yang hidup. Orang yang kacau rohani adalah orang yang tidak ditemukan kebenaran Allah di dalamnya. Musa menyatakan tanda keselamatan, dan Elia menyatakan tanda penghakiman. Yesus adalah yang menggenapi keselamatan dan penghakiman, Yesus adalah titik akhir dari penggenapan takdir Allah.

Karena percaya Yesus dosa asal itu sudah ditebus sedangkan dosa perbuatan diselesaikan dengan kasih karunia-Nya. Oleh karena Musa harga diri Allah terpelihara maka Musa adalah harga diri Allah. Elia juga harga diri Allah. Kita melayani Yesus sebagai Tuhan maka kita adalah harga diri Allah. “Karena saya harga diri Allah ”. Jangan menghancurkan harga diri Allah seperti Ananias dan Safira, ingin menipu Allah melecehkan harga diri Allah.

Mari menjaga kekudusan supaya tidak kacau rohani. Kita harus menjaga harga diri Allah dan menyaksikan diri sebagai hamba Allah yang diutus. Harus ada kebenaran Allah dalam diri. Terimalah keselamatan dan penghakiman dan Saksikanlah Allah dengan Roh Kudus! Nyatakanlah kebenaran Allah!



Sebagian dikutip dari Sungrak Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar