"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Rangkuman Khotbah


  • Kebenaran (R) ke-3

Kedatangan Roh Kudus dan Kebenaran (R)
Kisah Para Rasul 2:1-4


Allah yang kita sembah adalah Bapa. Apabila kita sebagai orang Kristen sama seperti orang beragama, dan memanggil Allah sebagai Bapa secara agama, kita tidak ada hubungan dengan Allah Bapa. Dengan kita dibaptis, kita menguburkan manusia diri kita yang lama dan menjadi satu dengan Kristus (Anak Allah), maka dapat memanggil Allah sebagai Bapa. Ada kenangan tubuh bersama mereka yang mengurus tubuh kita. Tetapi Allah Bapa melahirkan roh jiwa kita, mengurus roh jiwa kita, dan memberikan berkat pada roh jiwa kita. Bukan arti kita mengabaikan bapa/orangtua tubuh, tetapi Bapa secara roh itulah yang membuat roh jiwa kita lahir baru. Karena Bapa Kristus adalah Allah, maka ketika kita menjadi satu dengan Kristus, Bapa kita adalah Bapa Kristus.

Alkitab memuat dua perjanjian dari Allah. 
Perjanjian Pertama berbunyi "Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku." 
Dan Perjanjian Kedua berbunyi "Aku akan menjadi Bapamu dan kamu akan menjadi anak-Ku."

Hukum kebenaran (truth) dari Yesus Kristus lebih mengerikan dari hukum Taurat (Ibr. 10:6,26). Tetapi bukan arti keduanya bertentangan. Banyak yang salah sangka Yesus meniadakan hukum Taurat, tetapi Matius 5:17 menyatakan bahwa Yesus menyempurnakan / menguatkan hukum Taurat. Paulus merupakan orang Farisi yang paling unggul dan sempurna di bawah hukum Taurat, tetapi dia tidak bisa bertahan sama sekali pada hukum kebenaran Yesus. Sebab, menurut Hukum Taurat, apabila membunuh orang, dikatakan membunuh; apabila berzinah, berzinah; apabila mencuri, mencuri. Tetapi kebenaran (Truth) lebih mengerikan, sebab: bila membenci = membunuh; mengejek orang bodoh = ke neraka; mengingini perempuan dalam hati = berzinah; melihat dan tamak = mencuri. Maka kebenaran (Truth) itu jauh lebih mengerikan daripada Hukum Taurat.

Hukum Taurat membuat orang sadar, mengingat Allah, firman Allah, perintah Allah, dan amarah Allah melalui ganjaran tubuh. Contohnya bangsa Israel; yang bersungut-sungut habis binasa ditelan bumi, terkena penyakit sampar, disambar petir, dibunuh dengan pedang, dll apabila melanggar hukum. Itu semua nyata pada tubuh dan dapat dilihat oleh mata. Maka Hukum Taurat disebut 'hukum insani'. Oleh sebab itu dalam Perjanjian Lama selalu ada cerita terkena ganjaran dan hukuman. Sebab firman yang disampaikan malaikat itu tidak bisa masuk ke dalam roh jiwa (dan malaikat juga tidak bisa masuk ke dalam manusia), maka hanya bisa diganjar pada tubuh secara kelihatan (Kisah 7:53; Galatia 3:19). Melalui hukum Taurat mengingatkan orang akan Allah yang memberi ganjaran, apabila tidak, mereka tidak menjadi umat Allah dan menjadi orang kafir, sehingga hukum itu menjadi kebiasaan. Itulah cara Perjanjian Lama. Ibrani 8 mengatakan bahwa Perjanjian Lama itu tidak bisa tinggal di dalam hati, karenanya "Aku akan mengukirnya pada hati manusia."

Perjanjian Baru tidaklah menyatakan dengan ganjaran, tetapi dengan Roh Kudus masuk ke dalam roh jiwa manusia. Firman Allah itu datang dan masuk ke dalam roh jiwa melalui Roh Kudus. Seperti suntik, obat yang di dalam suntik itu masuk ke dalam tubuh kita melalui suntik itu; demikian pula Roh Kudus masuk ke dalam roh jiwa kita secara mutlak. Roh Kudus mengingatkan akan Allah, firman Allah, perintah Allah, dan janji Allah.

Yesus dibaptis dan berubah status dari keturunan Daud menjadi Anak Allah. Kalau Yesus tidak dibaptis, Dia hanya akan terikat dengan hubungan biologis keturunan Abraham dan Daud. Sebab bukan pemuda Yahudi ataupun keturunan Daud yang menjadi Kristus dan Juruselamat, tetapi harus Anak Allah. Harus menyatakan kehendak dan kebenaran Allah dengan baptisan dan hanya oleh Roh Kudus. Harus mengubur manusia lama dengan baptisan, lalu mengenal hukum kebenaran dengan Roh Kudus. Maka hadiah itu ialah hanya Roh Kudus yang menggenapi kebenaran. Dengan baptisan, Kristus adalah kebenaran Allah.

Roh Kudus membuat kita mengingat akan Allah. Yohanes 16:13 mengatakan Roh Kudus itu mengatakan dan memimpin kepada seluruh kebenaran. Maka firman Allah itu harus masuk melalui Roh Kudus. Itulah cara kita menerima hidup kekal dan wibawa anak Allah. Bagaimana kita menjadi anak-anak Allah? Yohanes 1:12 karena Nama Yesus. Yohanes 14:26 Nama itu masuk ke dalam diri kita melalui Roh Kudus, dengan menerima Roh Kudus. Karenanya kita bisa memanggil Allah sebagai Bapa, hal itu disaksikan oleh Roh Kudus (Roma 8:16). 

Kuasa itu karunia Roh Kudus Allah. Pada masa Perjanjian Lama, kuasa tidak universal dan sebatas tubuh. Akan tetapi, di Perjanjian Baru, ketika Roh Kudus masuk; kuasa, karunia itu masuk ke roh jiwa kita. Hanya dengan firman kita bisa mengingat Allah; dengan Nama Yesus bisa menjadi anak-anak Allah; dengan kuasa bisa mengusir roh kotor, sembuhkan orang sakit, dll; itu semua bisa masuk ke roh jiwa kita hanya oleh Roh Kudus.

Gereja Perjanjian Lama itu ganjaran langsung. Tetapi Gereja Perjanjian Baru tidak ada. Namun, sebenarnya saat ini, jika tidak menerima Roh Kudus, itu merupakan "sudah diganjar." Artinya "Apakah mau diganjar atau menerima Roh Kudus?" Itulah pilihan kita. Menerima kasih karunia itu pilihan, Allah menyerahkannya terserah pada pilihan kita. Bila menolak, Allah membiarkannya (Roma 1:28). Maka kita harus menerima Roh Kudus dan kasih anugerah. Sebab yang tidak diganjar sama sekali itu anak gampang.

Allah tidak melampaui Roh Kudus. Yesus lahir dan datang ke dunia pun oleh Roh Kudus. Allah dari mulanya bekerja tidak melampaui Roh Kudus. Maka kedatangan Roh Kudus itu kebenaran (Righteousness) dan harga Diri Allah. Sebab itu janganlah mengabaikan Roh Kudus Allah, harus mengenal peraturan dan kehendak Allah. "Apakah kamu mau diganjar dengan Hukum Taurat atau menerima Roh Kudus?" Jawaban kita adalah "Mari roh jiwaku terimalah Roh Kudus!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar