18. TUGAS PELAYANAN 1
Hendaklah engkau setia
sampai mati dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan (Wahyu 2:10).
Apa yang dikehendaki Allah
kepada kita adalah kita mendapat keselamatan dengan pengorbanan Yesus, lalu
hidup layak sebagai orang yang diselamatkan. Maka kita harus memberitakan
keselamatan kepada sesama kita supaya mereka juga diselamatkan dengan
pengorbanan Yesus.
Semua tugas kerja dari
gereja juga memusatkan penginjilan dan kesaksian. Orang Kristen kita adalah
orang yang menerima tugas kerja dalam penginjilan.
1.
Memuliakan Nama Allah
Allah menciptakan manusia
supaya membinasakan Iblis yang menghujat nama-Nya, lalu memuliakan-Nya. Manusia
memiliki tugas kerja untuk memuliakan nama-Allah. Untuk itu Israel menanggung
tugas sebagai jalan pintas Yesus yang datang untuk mati. Sedangkan orang Kristen
menanggung tugas yang menyaksikan kematian dan kebangkitan Yesus. Alkitab
menyatakan tugas demikian ialah tugas yang mengharmoniskan Allah dan manusia,
juga tugas untuk menggenapkan dalam daging kita apa yang kurang pada
penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya yaitu jemaat (II Korintus 5:18, Kolose
1:24).
Selama kita berada di dalam
tubuh kita menangggung tugas kerja ini pada penderitaan secara kurang cukup,
tetapi sesudah kita ke kerajaan Bapa di sorga sambil segala sesuatu dinyatakan,
kita akan bertugas memuji Allah tanpa batasan selama-lamanya.
Demikian ada perbedaan
sedikit menurut jaman, akan tetapi semua tugas kerja ialah yang menanggung
untuk tujuan manusia diciptakan yaitu untuk memuliakan nama Allah. Apapun kita
bekerja di dalam Tuhan secara masing-masing sebenarnya kita menanggung tugas
kerja itu.
Ada rupa-rupa pelayanan,
tetapi satu Tuhan (I Korintus 12:5)
Perhatian Allah ada tugas
pelayanan yang dilakukan dalam nama Yesus, maka Allah memberi inspirasi dan
kuasa yang layak pada tugas pelayanan, yaitu orang yang menanggung tugas
pelayanan.
Bagaimanapun pekerjaan Allah
akan terjadi maka lebih baik kita suka rela dan meminta bahwa “titipkanlah
pekerjaanmu!” Ku mau mengerjakan pekerjaan Engkau. Atau taat saja dengan
katakan “Amin!” Dan kita menggunakan iman kita supaya Allah turut bekerja, kita
bekerja dengan milik Allah akhirnya menggenapi pekerjaan-Nya. Apabila kita
mengakui hal ini Allah menerima kemuliaan melaluinya lalu memberikan upah yang
kekal. Dalam arti demikian apa yang kita tahu adalah tugas pelayanan itu bukan
pangkal kekuatan, kehormatan atau kewajiban, tetapi kasih dari Allah dan
saluran berkat dari Allah.
2.
Pada Perjanjian Lama
Masing-masing suku Israel
ditetapkan tugas pelayanan sebagai umat-Nya yakni sebagai hamba Allah (Ibrani
3:5 – 6), sedangkan pada Perjanjian Baru orang Kristen dibolehkan semua tugas
pelayananan sesuai kapasitas iman, dan patokan untuk memilih pelayanan itu
hanya kapasitas iman. Tidak ada yang tinggi dan rendah posisinya di antara
tugas pelayanan tetapi hanya ada hubungan sama, hanya ambil bagian di dalam
satu tubuh (organisasi) seperti tubuh manusia bekerja sama dengan cara
mengambil bagian perannya masing-masing sehingga menjaga sebuah tubuh yang
utuh. Demikian anggota jemaat Kristus bekerja bersama untuk menggenapi kehendak
Allah. Orang Kristen bekerja pekerjaan Bapa dengan sukarela sebagai anak-anak
Allah, maka tugas pelayanan itu adalah pekerjaan kita sendiri.
Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini (I Timotius 1:12)
Tugas pelayanan itu bukan dari manusia tetapi
dipercayakan dari Allah, bukan dari kekuatan manusia, tetapi dari kuasa Roh
Kudus.
Oleh sebab itu diharapkan kepada pelayan Tuhan adalah
taat kepada Allah yang memakainya, bila demikian dia akan dibalas upah yang
kekal dan dipuja “Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hamba-Ku yang baik dan setia (Matius 25:21).” Pelayan Tuhan yang
dikehendaki adalah bukan orang pintar tetapi mudah dan enak dipahami, orang
yang bekerja sesuai dengan keinginan Allah, dengan mengikuti aktifitasnya Allah
tanpa bertentangan apapun itulah yang dicari Allah. Sebab kekurangannya akan
diisi sesuai dengan kekayaan Allah. Oleh sebab itu jika seseorang mendahului
pikiran diri sendiri sehingga memilih jenis pelayanan atau talenta lalu
membatasi kehendak Tuhan, tidak akan berkenan kepada Tuhan. Kita harus
mendahului dari pada apapun ketaatan yang dikehendaki Tuhan, barulah pikiran
dan talenta kita dipegang oleh tangan Yesus sehingga menerangi dunia.
Core :
Pelayan Tuhan yang
dikehendaki adalah bukan orang yang pintar tetapi mudah dan enak dipakai. Orang
yang bekerja sesuai dengan keinginan Allah dengan mengikuti aktifitasnya Allah
tasnpa bertentangan apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar