"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

Sabtu, 17 Januari 2015

Khotbah WBC 2013


Nama Yang Diberi Allah Sebagai Milik Pusaka
Ibrani 1:1-14

Khotbah Hari Tuhan Gereja Sungrak Seoul
20 Oktober 2013

"Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api." Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan." Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?" Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan? (Ibrani 1:1-14)


Mengapa Allah Memberi Roh Kepada Manusia?

Allah yang kita sembah satu-satunya yang berada dengan sendiri-Nya dan selamanya. Dia sudah ada sebelum ada ruangan, dan Dia sudah ada sebelum Sorga para malaikat. Dengan kata lain, Dia berada dengan sendirian dari kekekalan. Pada saat itu, Anak dan Roh Kudus berada di dalam Allah sehingga tiga pribadi yang adalah Satu Allah/Satu ke-Allahan. Allah menetapkan Anak menjadi Pewaris dan menciptakan Sorga untuk Anak. Sorga adalah sebuah ciptaan, yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya. Ketika Anak Allah berada di dalam pangkuan-Nya, tidak ada yang diperlukan untuk Sorga. Sorga diciptakan untuk saat ketika Anak akan keluar dari pangkuan Allah. Lagi pula, angkasa dan bumi yang di dalam Sorga juga diciptakan untuk Anak.
Manusia juga diciptakan oleh Allah. Namun, sifat dasar manusia telah rusak yang membuat Allah menyesal menciptakannya karena semakin dan semakin jauh dari harapan-Nya. Allah pada zaman Nuh bahkan menghapuskan/membinasakan mereka dari muka bumi melalui air bah. Orang-orang yang mati selama air bah tidak memiliki roh, jadi mereka mati seperti binatang seperti mereka mengambil nafas terakhir mereka (binatang). Karena Allah menyadari bahwa manusia tidak bisa menjadi allah dengan cara apapun, Ia menghembuskan padanya roh agar menjadi makhluk rohani. Jadi, manusia menjadi sebuah bejana yang dapat menerima firman Allah.
Roh adalah bejana yang dapat menerima hadiah dari Allah. Manusia mampu menerima berkat Allah, firman-Nya, perjanjian-Nya, dan Roh-Nya karena ia mempunyai roh. Ciptaan apapun yang ada di atas bumi yang tidak memiliki roh, hidup berdasarkan hukum alam. Tetapi, Allah menginginkan manusia hidup dari apa yang berasal dari Dia daripada oleh nasib. Inilah mengapa Ia membuat manusia menjadi makhluk rohani dan memberkati roh itu.
Berkat datang pada kita melalui perintah Allah. Jika saudara menginginkan untuk menerima berkat Allah, saudara harus menerima perintah-Nya dan melakukannya. Firman Allah adalah perintah-Nya, dan perintah ini adalah hidup kekal bagi manusia. Allah telah memberikan perintah-Nya kepada kita, jadi kita harus melakukannya supaya memperoleh hidup kekal. Allah memberi kita iman, jadi kita harus melakukan iman itu. Allah memberi kita kasih karunia, jadi kita harus menaati kasih karunia itu. Allah memberkati kita, jadi kita harus mematuhi berkat itu. Beberapa orang salah mengerti kata ‘kasih karunia’ dan berpikir bahwa Allah akan tetap senang apabila kita tidak mematuhi. Akan tetapi, itu sangat jauh dari kebenaran dan kita harus tidak pernah untuk tidak mematuhi Allah.

Apa Yang Ada Di Dalam Alkitab?

Ibrani 1:1-2 katakan, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” Kehendak Allah ditemukan di Alkitab. Tetapi, ini tidak berarti bahwa seluruh Alkitab terdiri dari kehendak Allah. Kenyataannya, ketidakbenaran manusia ada di dalam Alkitab. Ketika emas ditambang dari tanah, potongan-potongan emas kecil tertanam dalam unsur-unsur lain. Alkitab juga sama. Diantara cerita yang mengungkapkan sifat ketidakbenaran manusia, kehendak Allah tertanam diantara mereka.
Orang mungkin tidak mengerti firman yang Allah katakan melalui para nabi dalam berbagai cara dan waktu di masa lampau. Tetapi, ketika Yesus datang dalam zaman akhir dan menggenapi kehendak Allah Bapa, orang mulai mengerti bahwa pesan utama Alkitab adalah Yesus Krisus. Seperti Yesus katakan, “Akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa-Ku dan kamu tidak melihat Aku lagi” (Yohanes 16:10), jika cerita tentang Dia diambil dari Alkitab, satu-satunya yang tersisa ialah akan ketidakbenaran manusia yang memberikan alasan untuk kebinasaan oleh air bah.

Saudara Mengakui Yesus Sebagai Siapa?

Demikian, Allah mengutus Anak-Nya ke dunia yang tidak benar ini. Ketika Anak datang, siapakah yang melihat Dia sebagai Anak Allah? Yesus memanggil Allah “Bapa”-Nya, tetapi orang-orang menyalibkan Dia karena mengatakan sesuatu hal seperti penghujatan. Orang-orang seperti itu tidak mengerti gagasan yang menyatakan bahwa Allah yang adalah Roh mempunyai Anak dalam daging. Lagi pula, mereka tidak bisa menerima bahwa satu-satunya Allah yang benar memiliki seorang Anak yang mana artinya menyamakan Dia.
Orang Kristen percaya apa yang dunia tidak dapat mengerti atau mentolerir dengan akal sehat mereka. Ketika orang Kristen berkhotbah, “Yesus adalah Anak Allah! Darah Yesus yang tertumpah adalah darah Allah,” orang dunia menganggap kata-kata ini sebagai yang sangat fanatik. Dan lagi, bahkan ada orang yang di dalam gereja yang hanya percaya pada hal-hal yang mereka dapat pahami dengan akal dan kecerdasan mereka. Mereka menganggap Yesus sebagai guru kehidupan mereka, tetapi mereka tidak mengetahui Dia sebagai Anak Allah yang mampu menyelamatkan roh jiwa mereka. Saudara bisa percaya apa saja yang saudara inginkan di dunia ini. Saudara mempunyai kebebasan itu. Akan tetapi, pertanyaan yang Yesus akan tanyakan pada Hari Penghakiman nanti adalah “Menurut kamu siapakah Aku ini?” lebih baik dari pertanyaan moral.
Ketika orang lain mengatakan bahwa Yesus adalah seorang nabi besar, Petrus katakan, “Engkau adalah Kristus, Anak Allah Yang Hidup” (Mat. 16:16). Untuk hal ini, Yesus katakan bahwa Dia akan membangun gereja-Nya diatas iman ini sebagai fondasi. Bagi beberapa orang, mereka tidak tertarik siapakah Yesus itu, tetapi lebih baik merasa terhibur dalam fakta bahwa mereka telah hadir di gereja dan telah memberikan keikhlasan dan pengabdian mereka. Namun, kita tidak hanya mengabdikan diri secara membabi buta seperti orang yang mistik. Pengabdian secara membabi buta diberikan oleh orang yang ingin memuaskan diri mereka sendiri melalui agama. Iman kita bukanlah sebuah agama. Allah memberikan Anak-Nya, Yesus, sebagai obyek dari iman kita daripada sebuah agama. Jika saudara secara membabi buta percaya tanpa mengetahui apa yang saudara percayai, maka itu akan menjadi sebuah agama, sesuatu yang tidak mempunyai arti/sia-sia.
Jika kita bertanya, “Siapakah Yesus?” kita harus bisa berani mengatakan, “Yesus adalah Kristus, Anak Allah Yang Hidup.” Yohanes 1:14 katakan, “Dan Firman itu menjadi tubuh dan tinggal bersama-sama kita, dan kita melihat kemuliaan-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Orang di dunia dengan jelas tidak melihat Yesus sebagai Anak Allah. Oleh karena itu, mereka tidak percaya Dia, atau datang ke gereja. Sebenarnya, orang akan datang ke gereja dengan sendirinya jika mereka percaya Yesus sebagai Anak Allah. Akan tetapi, orang acuh tak acuh terhadap Yesus. Jika seorang selebriti datang ke gereja, maka orang akan menunggu di luar dari pagi untuk bertemu dengan selebriti itu. Bukan hanya orang acuh tak acuh terhadap Yesus, mereka memperlakukan orang-orang yang menganggap-Nya sebagai Anak Allah sebagai orang gila. Inilah mengapa rasul Paulus katakan, “Sebab jika kami tidak menguasai diri kami, itu bagi Allah; atau jika kami menguasai diri, itu bagi kamu” (II Kor. 5:13).

Apa Yang Allah Inginkan Dari Kita Di Dunia Ini?

Yesus datang sebagai yang terendah dan terkecil di dunia ini. Dia lapar, haus, kesepian, telanjang, sakit, dan dipenjara. Kepada mereka yang memperhatikan Dia, Yesus katakan, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan: sebab Aku lapar dan kamu memberi-Ku makan; Aku haus dan kamu memberi-Ku minum; Aku seorang asing dan kamu menyambut-Ku; Aku telanjang dan kamu memberi-Ku pakaian; Aku sakit dan kamu melawat Aku; Aku dipenjara dan kamu mengunjungi Aku” (Mat. 25:34-36). Di sisi lain, kepada mereka yang tidak memperhatikan Dia, Yesus katakan, “Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk iblis dan malaikat-malaikatnya: Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.” (Mat. 25:41-43).
Karena orang melihat dari penampilan luar, mereka berpikir bahwa Anak Allah akan datang kepada mereka dengan kemuliaan dalam mahkota yang indah. Kenyataannya ialah bahwa Yesus adalah seorang muda yang miskin dari sebuah kota kecil yang sedikit diketahui yang bernama ‘Nazaret,’ dan tak seorangpun membela-Nya ketika Ia disalibkan meskipun rumor dari ‘ajaran baru yang berkuasa’ atau ‘pemerintahan yang kuat’-Nya. Siapakah yang akan percaya Dia sebagai Anak Allah ketika situasi menjadi seperti ini? Siapakah yang akan percaya bahwa Dia adalah Anak Allah sejak Dia dihukum mati di kayu salib? Tetapi, Yesus membuat hal yang jelas bahwa bagaimana kita menjalankan kehidupan kekal kita itu bergantung pada bagaimana kita fokus pada-Nya ketika Ia sedang di dalam daging. Perhatian Allah tidak terletak pada apakah kita berdosa atau tidak. Dia memperhatikan dengan seberapa banyak perhatian kita berikan terhadap Anak yang Dia utus.
Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Mat. 6:10). Yesus akan melalui penderitaan di bumi adalah kehendak Allah yang terjadi di bumi seperti di sorga. Inilah mengapa Yesus berseru, “Sudah selesai!” sebelum Dia mengambil nafas terakhir-Nya. Pada saat itu, Yesus adalah orang yang paling menyedihkan di bumi, tapi Yesus sangat bersukacita karena kehendak Bapa tergenapi di bumi. Yesus juga mengajar gereja, tubuh-Nya, bahwa akan tinggal di bumi setelah kenaikan-Nya, “Aku sudah menggenapi kehendak Bapa di Sorga, jadi kamu harus berdoa supaya kehendak Bapa tergenapi di bumi.” Bukan hanya itu, Yesus juga mengajar kita untuk berdoa agar kehendak Bapa dapat dilakukan melalui mereka yang menerima Roh Kudus. Allah telah memberikan iman yang mengagumkan ini kepada kita.

Hal Yang Perlu Kita Lakukan Dengan Nama Yesus, Milik Pusaka Kita.

Di dalam Alkitab, nama-nama dari penghulu malaikat muncul, Mikhael dan Gabriel. Mikhael di antara mereka adalah malaikat yang memimpin bala tentara sorga, memiliki kuasa untuk mengikat bahkan si iblis. Namun, terlepas dari status mereka, tidak ada malaikat yang diberikan janji untuk dapat memanggil Allah sebagai Bapa mereka. Alasan mengapa kita dapat memanggil Allah, “Abba Bapa” adalah karena Dia telah memberikan kita nama Yesus sebagai milik pusaka. Allah telah memberikan nama itu kepada Anak sebagai milik pusaka (Mat. 1:21). Nama itu jauh lebih indah dan sempurna daripada yang lain (Ibr. 1:4). Allah telah memberi nama ini kepada Anak yang taat sampai mati (Filipi 2:8-9).
Anak Allah sangat bergembira bahwa nama Bapa diberikan kepada-Nya dan di dalam Dia. Tuhan menginginkan kita untuk juga memiliki nama itu sehingga kita bisa menjadi anak-anak Allah. Yohanes 1:12 katakan, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” Kita mampu memanggil Allah sebagai Bapa kita bukan hanya karena kita telah diberikan wibawa dan kuasa untuk melakukannya dengan dibaptis dalam nama Yesus, tetapi karena kita telah menerima Roh Kudus di dalam nama yang sama itu (Rom. 8:16).
Nama Yesus adalah milik pusaka yang diberikan kepada anak-anak-Nya oleh Allah. Perintah untuk berdoa dalam nama Yesus itu tidak berarti saudara katakan, “Kami berdoa dalam nama Yesus” pada bagian akhir seperti saudara menempatkan cap pada amplop untuk mengirimkannya. Berdoa dalam nama Yesus berarti untuk berdoa berdasarkan nama itu sebagai milik pusaka kita. Orang di dunia menginginkan untuk membuat uang atau kekuasaan sebagai milik pusaka mereka. Namun, milik pusaka kita adalah nama Yesus. Allah memberikan nama itu kepada Anak, dan Anak memberikan nama itu kepada kita melalui Roh Kudus setelah berunding dengan Bapa. Yesus katakan kepada Bapa, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.” (Yohanes 17:11-12).
Kepada Petrus yang mengakui, “Tuhan, Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup,” Yesus katakan, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Mat. 16:19). Bangsa Israel telah penasaran dengan orang yang memiliki ‘kunci Daud’ untuk waktu yang lama. Wahyu 3:7 menunjuk kepada Yesus sebagai “Dia yang memiliki kunci Daud.” Ketika Daud menjadi raja, negara Israel sangat kuat dan makmur dimana tidak ada negara yang berani menantang itu. Raja Daud memiliki sebuah kunci yang apakah dia lepas atau terikat, hal itu dilakukan. Bangsa Israel percaya bahwa negara mereka akan diselamatkan hanya ketika seseorang seperti Raja Daud datang. Keinginan mereka bagi pemerintahan Daud untuk datang lagi menyebabkan ‘Penggenapan Mesianik.’
Hari ini, kita memiliki Kerajaan Sorga yang disebut ‘Yesus.’ Bagi mereka yang memiliki kunci itu, apa yang mereka ikat di bumi akan terikat di Sorga, dan apa yang mereka lepas di bumi akan terlepas di Sorga. Yesus katakan, “Dan apapun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta apapun dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yohanes 14:13-14). Jika kita berdoa sambil memiliki nama Yesus sebagai milik pusaka kita, maka pintu Sorga akan terbuka, tetapi jika tidak, maka pintu Sorga akan tertutup.
Kita harus dengan agresif menggunakan kunci yang Yesus berikan pada kita. Kita seharusnya tidak menggunakan itu kadang-kadang ketika kita sakit, atau ketika kita mendapat masalah. Tubuh bisa mati segera setelah sembuh, atau setelah membuat banyak uang. Kita harus berharap dan berdoa untuk kehendak Bapa supaya tergenapi melalui kita di dunia ini. Kita harus bersaksi kehendak Bapa tergenapi karena percaya nama Yesus yang adalah milik pusaka kita.
Anak Allah menghargai nama Bapa yang diberikan pada-Nya oleh Bapa sebagai milik pusaka-Nya. Dia menaati kehendak Bapa untuk nama Yesus, dan akhirnya naik ke Sorga. Kita juga harus hidup untuk nama itu, bekerja oleh karena nama itu, diselamatkan karena nama itu, menyatakan kuasa dengan nama itu, dan menjangkau untuk menginjili dunia dengan nama itu. Barangsiapa mengakui bahwa mereka sedang bekerja selagi mengandalkan nama itu sebagai milik pusaka mereka perlu untuk bebas dengan kunci nama Yesus daripada mengandalkan seseorang untuk menolong dan menyediakan bagi mereka. Kepada pengemis yang ada di pintu gerbang bait Allah, Petrus katakan, “Perak dan emas aku tidak punya, tetapi apa yang aku miliki kuberikan padamu: Dalam nama Yesus Kristus orang Nazaret itu, bangunlah dan berjalanlah” (Kisah 3:6). Seperti Petrus, kita harus menggunakan nama Yesus yang kita miliki.
Nama Yesus adalah milik pusaka kita. Anak Allah menjadikan nama ini menjadi milik pusaka-Nya, dan Dia memberikan nama itu kepada kita. Roh Kudus yang datang kepada kita memeteraikan, bersaksi, dan bekerja melalui nama ini. Kita harus setia di dalam nama Yesus tidak peduli seberapa kecil tugasnya bagi Allah. Kita harus tidak pernah pelit terhadap Allah. Apapun pekerjaannya, kita harus melakukan itu dengan segenap hati kita, pikiran kita, dan kekuatan kita sehingga kita dapat menarik perhatian-Nya. Nama Yesus harus menjadi milik pusaka, kunci Kerajaan Sorga, kunci kemuliaan, dan kunci kebahagiaan.


Rangkuman Bahasa Korea oleh Pendeta Ki-Taek Lee
Diterjemahkan oleh Pusat Misi Terjemahan Bahasa Inggris Shee Mu Awn

www.sungrakberea.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar