"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani." (Kisah Para Rasul 17:11-12)

Translate

DOA PUASA



43. DOA PUASA


“Berpuasa yang Kukehendaki……” Yesaya  58:6
Kita harus makan makanan untuk tubuh selama kita berada di dalam tubuh.
Tetapi Yesus berkata bahwa kita harus makan firman Allah untuk roh jiwa kita sendiri. “Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4).

Dengan berpuasa kita memiliki pengalaman  nyata yaitu hanya makan makanan rohjiwa tanpa makan makanan untuk tubuh.
Itu merupakan salah satu perilaku kehidupan rohani.

Beriman itu Bukanlah Bertapa


Di luar Yesus kita memiliki sifat dasar beragama. Oleh karenanya, kita sibuk lari ke sana ke sini dengan pikiran dan semangat sendiri, daripada kita taat pada firman Allah. Maka biasanya mereka memiliki konsep yang salah bahwa beriman itu dapat dimiliki hanya dengan bertapa. Kadangkala kita menemui orang-orang yang meniru Yesus sehingga mau dipaku di kayu salib dan dicambuk secara nyata, bahkan seumur hidup ada orang bertapa di tempat yang terpencil.

Berpuasa itu dapat tidak berbeda dengan hal-hal demikian. Salah satu cara yang penting untuk kita berdoa dengan sungguh-sungguh ialah doa puasa, tetapi bukan pengungkapan agama dari seseorang yang  mengundang pengorbanan dan bertapa. Dan juga tidak boleh menjadi suatu ancaman, “Karena aku menahan diri sampai lapar pasti Allah tidak  lama lagi akan menjawab aku”.

Tujuan berpuasa itu bukanlah untuk tidak makan selama seminggu sampai kelaparan. Bukanlah arti puasa itu adalah jika seseorang sabar akan penderitaan dari kelaparan, maka berpuasa itu merupakan ungkapan yang tulus, bahwa dijawab oleh Tuhan itu lebih penting daripada kenyamanan tubuh. Oleh sebab itu, lebih baik seseorang berkonsentrasi pada doa dan membaca Alkitab. Maka berpuasa harus menjadi doa puasa. Karenanya, doa puasa  berbeda dengan kelaparan, diet, atau bertapa.


Tujuan Doa Puasa 


  1. Ketika bertobat orang percaya berpuasa dan berdoa (Bilangan 29:7-11)

  1. Berpuasa dan berdoa ketika orang percaya ingin mengatasi kemalangan (Yehezkiel 4:16).

  1. Orang percaya mempersiapkan diri dengan puasa dan doa ketika ingin melaksanakan misi dengan baik (Matius 4:2-11; Keluaran 34:28).

  1. Ketika orang percaya meminta kuasa mengusir roh-roh najis dan kesembuhan, berdoa sambil puasa.


“Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. [Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.]" (Matius 17:19-21)

  1. Ketika mengangkat pelayanan, berdoa dan berpuasa (Kisah 13:2-3; 14:23)


Doa Puasa yang Berkenan Kepada Allah
Bagi mereka yang pernah berdoa puasa akan mengetahui manfaat doa puasa. Kita akan mengalami bagaimana roh jiwa memasuki dunia rohani dengan lebih sungguh-sungguh dan lebih tulus. Selain itu kita akan menyadari betapa lemahnya tubuh kita yang begitu kita bersandar dan percayai itu.

“Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!( Yesaya 58:6-7)

Mereka memberi makanan kepada sesama kita yang kelaparan dengan mentaati firman Tuhan, meskipun ia sendiri berdoa puasa, itu adalah hal mengalami firman Tuhan. “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri”.

Waktu kita berdoa puasa kita akan menyadari bahwa kita hidup dengan tamak dan dengan naluri tubuh saja. Dan supaya doa puasa itu jangan menjadi kebanggaan sendiri, kita harus bersikap  rendah hati dan berpenampilan yang rapi.

"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.  Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Matius 6:16-18)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar