14. PUJI-PUJIAN
Allah menciptakan manusia
dan malaikat-malaikat, juga membuat musik supaya dipermuliakan dan memuji melaluinya. Allah bertahta di atas
puji-pujian (Mazmur 22:4) dan menyatakan kuasa-Nya ditengah-tengah puji-pujian
(Yosua 6, II Tawarik 20:14 – 23, Kisah 16:24 – 26). Allah berkenan dengan
puji-pujian.
1.
Puji-pujian dan nyanyian pujian
·
Puji-pujian lebih luas dari pada nyanyian pujian
(pembagian dari Alkitab)
Segala
perilaku yang menyatakan dan memuji nama Allah dan kemuliaan-Nya itu disebut
puji-pujian, sebab itu cara-cara puji-pujian ada bermacam cara, instrument,
tarian, irama, tepuk tangan, seruan doa, tulisan, bacaan dan lain-lain. Di antara
itu puji-pujian adalah yang memusatkan nyanyian melody dari musik.
- Puji-pujian
dan nyanyian pujian berbeda dalam lirik (syair lagu) (pembagian
dari musik agama)
Nyanyian
yang memuji Tritunggal Allah atau salah satu kepribadian Allah itu disebut
puji-pujian, selain itu nyanyian yang mengakui sukacita, syukur dan permohonan
dari orang percaya disebut perbedaan sebagai nyanyian pujian, tetapi dalam bab
ini kita akan mengungkapkan puji-pujian saja dengan cara dua-duanya dijadikan
satu.
2.
Puji-pujian
- Puji-pujian adalah musik dari sorga.
Musik
(seni) dunia berada untuk dinikmati manusia.
Tetapi
puji-pujian ialah,
1.
Mereka yang menerima kasih anugerah
2.
sambil dikuasai dari sorga
3.
Lalu memberinya kepada Allah saja
4.
Yakni musik sorga
5.
Puji-pujian ini adalah tugas dan berkat, kita yang
melanjutkan di kerajaan sorga, di tempat Bapa sesudah kita bangkit.
·
Puji-pujian itu sendiri adalah tujuan kehidupan
orang percaya.
Puji-pujian
itu sendiri bukan alat atau cara untuk mengisi acara, bukan juga hiasan untuk
mendekorasi acara, bukan juga alat untuk rekreasi. Oleh sebab itu: “persiapan dengan puji-pujian”, “menyanyikan
pujian saja kita sudah jemu”, “Kalau kamu pintar nyanyi…, coba menyanyikan
pujian saja, baikpun itu satu saja”, kata kata seperti ini
bukanlah yang patut atau tepat.
·
Puji-pujian
adalah doa yang bermelody.
Isi puji-pujian ialah yang
mengaku akan kuasa Allah yang menyukuri terhadap kasih anugerah lalu melupakan
keadaan kita supaya dapat pertolongan. Oleh sebab itu puji-pujian disebut
sebagai doa yang bermelody.
3.
Pujian dari jemaah dan pujian dari paduan suara
Pada waktu Israel keluar dari Mesir, mereka memuji Allah
dengan rebana dan tari-tarian (Keluaran II) setelah menyeberang laut merah
seperti daratan. Pujian dari jemaah mulai dari itu. Sedangkan ketika mereka
mempersembahkan korban di bait Allah atau berperang, maka mereka yang dipilih
(suku Lewi) ambil bagian puji-pujian itulah paduan suara.
Pada abad pertengahan
puji-pujian dalam ibadah hampir dimonopoli oleh paduan suara yang terdiri dari
Pastor, akhirnya pada abad 16, jemaah mendapat kembali hak mengenal
puji-pujian, doa dan firman (Alkitab) oleh reformasi agama dari Martin Luther,
sebab segala bangsa adalah Imamat yang rajani.
Oleh karena itu paduan suara
yang dibatasi dengan suku (suku lewi) itu tidak dibatasi lagi didalam
Perjanjian Baru hanya dengan iman saja. Skala paduan suara 1/10 dari jemaah itu pantas.
4.
Puji-pujian yang ilahi dari orang kudus
Kita menyanyi pujian dengan
inspirasi berbeda dengan lagu-lagu dunia sehingga dapat mengubahkan orang lalu
membawa kesembuhan dan tanda-tanda juga. Kita harus berusaha untuk menyanyikan puji-pujian sesuai
not lagu. Inspirasi puji-pujian bukan hanya syair lagu, namun melody juga,
sehingga kita sering merasa terharu dengan melody puji-pujian baik dalam bahasa
asing atau teringat terus dengan melody nyanyian yang dari masa kecil kita. Dan
sebaiknya kita menyanyi puji-pujian tentang darah Yesus lebih banyak. Pujian
mengenai darah memiliki kuasa dan inspirasi yang dapat menang dari dosa dan musuh, hal ini disaksikan banyak.
core:
Puji-pujian itu bukan alat atau cara untuk mengisi acara,
bukan juga hiasan untuk mendekorasi acara oleh sebab itu “persiapan dengan
puji-pujian”, “kita menyanyikan pujian saja sebab kita jemu”, “kamu pintar
nyanyi coba menyanyikan pujian satu saja” kata kata sperti ini bukanlah yang
patut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar